SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN — Ada yang berbeda dari pelaksanaan kurban di lingkungan Yayasan Ukhuwah tahun ini. Dari puluhan sapi yang disembelih, dua ekor di antaranya tak pernah menginjak tanah Kalimantan. Justru dikirim jauh menyeberangi benua, ke wilayah konflik Palestina, sebuah tempat yang hanya disebut dalam doa dan berita duka.
“Sebagai lembaga pendidikan, kami tidak bisa menutup mata. Palestina bukan hanya konflik luar negeri, tapi soal nurani,” ujar Ketua Dewan Pembina Yayasan Ukhuwah, Haji Riswandi, saat diwawancarai, Sabtu (7/6/2025).
Dari total 46 ekor sapi dan 59 ekor kambing yang akan dikurbankan tahun ini, dua sapi dialokasikan untuk rakyat Gaza. Bekerja sama dengan Lembaga Al Quds Volunteer dan di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri RI. Penyembelihan dilakukan di wilayah perbatasan Mesir–Palestina.
“Uangnya kami transfer. Harga satu ekor Rp29 juta. Disembelih di sana, dagingnya dimasak dan disalurkan langsung ke rakyat Palestina,” jelas Riswandi.
Menurutnya, satu ekor sapi bisa menghasilkan sekitar 150 kantong daging, yang kemudian dimasak agar siap saji. “Bukan hanya daging mentah yang dibagikan, tapi makanan siap santap. Ini penting, karena kondisi darurat di sana,” ujar dia.
Langkah ini membuktikan menjadi bahwa Yayasan Ukhuwah tidak hanya hadir untuk pendidikan formal, tapi juga pendidikan kepedulian global. “Kami ingin tanamkan kepada siswa: kalau kamu berkurban, jangan hanya lihat lingkunganmu. Lihat juga dunia,” tegasnya.
Namun, kepedulian lintas benua itu tak menggeser perhatian yayasan terhadap masyarakat sekitar. Justru tahun ini jangkauan distribusi kurban diperluas signifikan. Sebanyak 45 titik distribusi dijangkau, mulai dari area sekitar sekolah hingga pelosok kota dan kabupaten.
Bagi Yayasan Ukhuwah, kurban bukan hanya ritual tahunan. Tapi sarana dakwah sunyi. “Kurban adalah bahasa kasih sayang. Tidak perlu kata-kata. Saat kita memberi daging kepada yang lapar, itu sudah dakwah,” kata Riswandi.
Ia berharap, program ini bisa terus berkembang. Tahun depan, targetnya lebih banyak hewan, lebih banyak wilayah jangkauan, dan lebih luas manfaatnya. “Kalau tahun ini dua sapi untuk Palestina, semoga tahun depan bisa lima, atau sepuluh. Kami optimistis,” pungkasnya.
Dari Banjarmasin, kurban itu dikirimkan. Lewat doa, lewat daging, lewat ketulusan. Menyebrangi lautan, menembus blokade. Dari kota seribu sungai, untuk bumi para nabi yang masih menangis.
Ketua pelaksana program Tebar Kurban, Ustadz Imam Romli, menjelaskan bahwa ini adalah ekspansi yang belum pernah dilakukan sebelumnya. “Biasanya hanya di lingkungan sekolah. Tahun ini kita sebar keluar, sesuai amanah dari para pekurban,” ujarnya. (rel/smr)