SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Penyakit Leptospirosis atau Kencing Tikus yang disebabkan bakteri Leptospira dan ditularkan melalui kencing hewan, terutama tikus yang terinfeksi, belum ditemukan di Banjarmasin.
Diketahui penyakit ini, dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga serius baik itu kerusakan ginjal, hati dan bahkan kematian, jika tidak segera ditangani.
Manusia bisa terkena leptospirosis melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi melalui air, tanah dan makanan yang terkontaminasi. Kondisi ini paling umum terjadi di iklim hangat.
Beberapa gejalanya yaitu demam tinggi, sakit kepala, perdarahan, nyeri otot, menggigil, mata merah dan muntah.
Pengobatan terdiri dari antibiotik
menghentikan pertumbuhan atau membunuh bakteri dan Rehidrasi mengganti cairan tubuh yang hilang dengan minum lebih banyak cairan atau memberikan cairan dengan terapi intravena (IV).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banjarmasin dr Tabiun Huda menuturkan, di Kota Seribu Sungai belum ditemukan penyakit ini.
Dikatakannya, penyakit ini sangat jarang ditemui. “Kalau biasanya demam itu typus bukan Leptospirosis,” imbuhnya, saat ditemui sela-sela kegiatan di Puskesmas, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, masih perlu konsultasi dan dibuktikan lebih lanjut dan kalau memang ada leptospirosis perlu penanganan lebih lanjut.
“Kalau tidak ditemukan, tidak bisa membuktikan bahwa itu leptospirosis atau bukan, soalnya kebanyakan typus,” tuturnya.
Pun demikian, ia menyebut, Dinkes siap dengan tenaga kesehatannya untuk penanganan penyakit leptospirosis.
“Insya Allah tenaga kesehatan cukup menangani penyakit itu, cuma sampai sekarang belum ditemukan di Banjarmasin,” tukasnya. (shn/smr)