SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Harapan 18 guru PAI (Pendidikan Agama Islam) honorer di Kota Banjarmasin untuk bisa bertahan lewat Tunjangan Profesi Guru (TPG) pupus sudah.
Pasalnya, selama lima bulan terakhir, belum menerima TPG yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan.
“Sejak Januari 2025, hanya TPG bulan pertama yang dibayar. Februari sampai Juni ini belum cair sama sekali,” ungkap Saidah, Bendahara DPW Asosiasi Pendidikan Agama Islam (APAI) Kalimantan Selatan (Kalsel) saat ditemui usai menyampaikan aspirasi ke DPRD Banjarmasin, Selasa (18/6/2025).
Kondisi ini membuat para guru honorer dalam tekanan ekonomi. Sebab, sejak mereka dinyatakan lulus sertifikasi, sekolah tidak lagi diperkenankan menggaji mereka melalui dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
“Kalau sebelumnya masih bisa dapat honor sekolah, sekarang tidak bisa. Jadi, benar-benar hanya berharap dari TPG. Tapi malah TPG-nya yang tidak dibayar,” ucapnya.
Dia menyebut para guru ini tetap menjalankan tugas mengajar tanpa kepastian gaji. “Mereka tetap datang ke sekolah, mengajar seperti biasa, padahal hak mereka tak dipenuhi. Ada yang sudah mulai pinjam sana sini untuk bertahan hidup,” bebernya.
APAI Kalsel sendiri menyebutkan jumlah guru terdampak di Banjarmasin mencapai 18 orang. Untuk kabupaten/kota lain, belum ada data rinci.
“Karena biaya sertifikasi (PPG) mereka ini ditangani oleh Kanwil Kemenag, bukan daerah,” jelasnya.
Pihaknya pun mengaku belum mendapatkan kejelasan atau pemanggilan resmi dari Kemenag soal keterlambatan pencairan ini. “Kami dari organisasi akan segera menyurati Kanwil Kemenag, untuk mengetahui langsung apa kendala utamanya,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Banjarmasin, Mathari menyarankan agar organisasi guru honorer langsung menjalin komunikasi dengan Kemenag Kalsel. Karena kewenangan pihaknya hanya di tingkat Banjarmasin.
“Sebaiknya organisasi seperti APAI ini langsung datang ke Kanwil Kemenag, karena ranah TPG ini memang di provinsi. Semoga bisa segera dicairkan,” ucapnya. (sna/smr)