SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menggelar upacara peringatan wafatnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari yang ke-162, Jumat (11/10/2034).
Kegiatan ini berlangsung di Kompleks Pemakaman Masjid Jami, Kelurahan Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Upacara dihadiri berbagai unsur, mulai dari forkopimda, TNI, Polri, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalsel, jajaran SKPD Pemprov, perwakilan LSM/Ormas, pelajar dan mahasiswa, hingga keturunan atau juriat Pangeran Antasari.
Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Politik, dan Hukum, Adi Santoso, mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, memimpin langsung upacara yang dimulai tepat pukul 08.00 WITA tersebut.
Setelah prosesi upacara, para peserta melakukan tabur bunga di makam Pangeran Antasari dan keluarganya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah provinsi juga menyerahkan bantuan tali asih kepada keturunan Pangeran Antasari. Gusti Noor Aina, keturunan ke-4 Pangeran Antasari, mengucapkan terima kasih atas perhatian dan penghormatan pemerintah terhadap keluarga Pangeran Antasari.
Ia berharap, area makam dapat diperluas dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti tempat wudhu dan toilet.
Menanggapi hal ini, Adi Santoso mengungkapkan, upaya perluasan area makam sebenarnya telah diupayakan beberapa tahun lalu, bahkan anggaran khusus telah disiapkan.
Namun, rencana tersebut terkendala pembebasan lahan karena pemilik tanah di bagian belakang makam tidak setuju, sehingga dana tersebut dikembalikan.
“Kita sudah berusaha, tetapi karena pemilik lahan tidak setuju, anggaran dikembalikan. Kita tidak bisa memaksakan. Padahal, tujuannya agar area makam lebih representatif,” jelas Adi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial.
Meski demikian, ia memastikan, perbaikan dan pemeliharaan area makam tetap dilakukan, seperti meninggikan lantai dan penataan lainnya. Adi juga berharap peringatan ini dapat terus menjaga semangat perjuangan, kecintaan terhadap tanah air, serta Banua Kalsel.
Dalam upacara tersebut, Ketua LVRI Kalsel, Sandimin, membacakan sejarah singkat Pangeran Antasari.
Sementara Adi Santoso menyampaikan tujuh butir pesan yang menjadi warisan semangat sang pahlawan. Pesan tersebut antara lain: Haram Manyarah Waja sampai Kaputing dan Jangan Bacakut Papadaan Kita—pesan untuk bersatu dalam menghadapi penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan.
Pesan-pesan Pangeran Antasari itu terus menjadi inspirasi bagi masyarakat Kalsel dalam menjaga semangat kebangsaan dan kedaulatan negeri ini. (adpim/smr)