SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Cuaca ekstrem dan banjir rob yang melanda wilayah Banjarmasin beberapa waktu ini turut berdampak pada sektor pertanian. Pasalnya ketinggian air ikut merendam lokasi pertanian di Banjarmasin.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin Yuliansyah Effendi mengatakan, jika ketinggian air di November hingga Desember ini berpengaruh terhadap penanaman padi di sawah.
“Seperti di Banjarmasin Timur saat kita ke lapangan ketinggian air di persawahan sekitar 30 cm. Kemudian di Banjarmasin Selatan tinggi air sampai hampir sepinggang orang dewasa,” ungkapnya usai menghadiri peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia di Hotel Rattan Inn, Kamis (5/12/2024).
Sehingga membuat petani kesulitan untuk pengolahan tanah. Meski ada petani yang mencoba menyemai benih di dataran yang lebih tinggi, akan tetapi kondisi air tidak menentu.
“Jadi itu kendala petani kita, apalagi ingin meningkatkan IP 2 atau program tanam padi yang dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun. Masih terkendala pada keadaan itu,” terangnya.
Dia pun memperkirakan, untuk bisa kembali melakukan penanaman padi menunggu hingga Januari sampai Maret 2025.
Bagi dia, lahan pertanian di Banjarmasin yang tidak luas jadi hanya semacam kontribusi saja terhadap keberadaan stok pangan atau beras. Mengingat, Banjaramasin merupakan kawasan dagang dan jasa, bukan bertani.
“Makanya stok beras selalu dipenuhi dari Kabupaten tetangga di sekitar Banjarmasin. Dan stok beras di Banjarmasin masih aman,” jelasnya. (shn/smr)