SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Kasus kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Banjarmasin mengalami pelonjakan cukup signifikan di awal 2025. Sebanyak 52 kasus telah terdata sejak Januari hingga Maret 2025.
Rinciannya di Januari ada 25 kasus, lalu Februari 24 kasus kemudian Maret 3 kasus. Total korban 19 anak laki-laki, 11 anak perempuan dan 20 perempuan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Banjarmasin Susan mengatakan, angka ini jauh melampaui catatan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
“Jadi belum setengah tahun atau triwulan 1 sudah melonjak kasus. Tapi inilah mungkin keberhasilan kita dalam hal edukasi pada masyarakat, terlebih pada sekolah-sekolah, lewat media hingga masyarakat berani untuk berbicara atau melaporkan,” ungkapnya, di Balai Kota Banjarmasin, Selasa (8/4/2025).
Bahkan, kata dia, pada April ini, sudah ada 2 kasus tapi belum teregestrasi, karena cuti lebaran. “DP3A Kota Banjarmasin terus berupaya menekan angka kekerasan ini melalui berbagai program, salah satunya adalah Sosialisasi Hindari Bullying (Sobib),” pungkasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Bidang Bidang Perlindungan Khusus Anak DP3A Banjarmasin Khusnul khatimah Yuliani mengatakan, pihaknya terus menurunkan beberapa petugas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Kita jalankan terus antara 5 sampai 7 petugas menyebar setiap Senin, untuk memberikan edukasi terkait stop kekerasan hingga bullying,” ujarnya.
Selain itu, rencana edukasi akan diperluas ke dalam kelas tiap sekolah. Dengan mengajar di kelas sekitar 30 menit untuk mengedukasi anak-anak terkait Perlindungan Anak dan stop kekerasan hingga bullying. “Harapannya semua anak di Banjarmasin bisa paham,” timpalnya.
Selain itu, diharapkan para anak juga peka, ketika melihat atau mendengar hingga pencegahan dapat dilakukan sejak dini apabila ada kekerasan ataupun perundungan. “Jangan sampai kasus itu sudah parah baru terkuak atau terungkap,” tukasnya. (shn/smr)