SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Rentang Januari hingga Juli, data Dinas Pemedam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Banjarmasin tercatat ada 78 kasus kebakaran terjadi.
Kepala Disdamkarmat Banjarmasin Hendro menuturkan, kasus ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan 135 kasus selama satu tahun.
“Kasus kebakaraan skala besar cuma 2 dan sisanya kecil,” ujarnya saat ditemui disel-sela kegiatan di Hotel, Senin (28/7/2025).
Ia menjelaskan, indeks penurunan dari 2023 ada 220 kasus, lalu 2024 ada 135 kasus dan di 2025 baru 78 kasus, termasuk di Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Menurutnya, upaya mitigasi dengan melaksanakan sosialisasi sudah dilakukan, agar insiden kebakaran menurun.
Ia menilai, jumlah tempat tinggal akibat kebakaran di Banjarmasin rata-rata lebih dari satu, karena disebabkan kawasan padat penduduk.
“Seharusnya perumahan itu ada jarak dan jalan bisa masuk mobil. Sekarang ini Banjarmasin sudah padat penduduknya, mungkin dengan pencegahan dan mitigasi tidak hanya dari Disdamkarmat, tapi dari dinas terkait lainnya juga. Baik itu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim),” pintanya Hendro.
Walau begitu, ia bersyukur kebakaran di Banjarmasin menurun. “Syukur Alhamdulillah ada penurunan, berarti skala kecil upaya masyarakat dapat menanganinya,” sebutnya.
Apalagi, di kecamatan dan kelurahan telah dibagikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dari Dana Alokasi Khusus (DAU).
“Lalu diminta memberikan pelatihan dan penanganan kebakaran sangat siap. Berterima kasih telah membantu adanya bantuan APAR itu,” tuturnya.
Sesuai Peraturan Daerah (Perda), satu rumah memiliki APAR. “Namun harga lumayan mahal, lalu disarankan 1 RT paling tidak memiliki lima APAR. Jadi paling tidak tiga menit awal kebakaran bisa ditangani masyarakat sekitar, kalau sudah 15 menit harus memanggil damkar,” tukasnya. (shn/smr)