SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pelatihan Pengelolaan Sampah Sekolah
Transformasi Menjadi Sumber Daya Bernilai untuk Lingkungan Berkelanjutan digelar di SDN Pengambangan 5 Banjarmasin, Sabtu (26/10/2024).
Diikuti 20 sekolah se-Banjarmasin yang telah meraih predikat Adiwiyata baik Nasional dan Mandiri baik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dalam kegiatan juga diundang Kordinator Sekolah Adiwiyata dan Kader Siswa.
Kepala SDN Pengambangan 5 Wahyu Ekma Pranatalia mengatakan, kegiatan ini bantuan dari kementerian yang memilih sekolahnya untuk mengadakan kegiatan ini.
“Jadi dana langsung dikeluarkan dari kementerian kepada sekolah,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk pengelolaan sampah di sekolah, pihaknya menekankan pada pembiasaan untuk membuang sampah ke tempatnya.
“Kebiasaan seperti itu dulu yang didahulukan dan dibentuk. Nanti, selanjutnya akan lebih mudah kalau sudah kebiasaan terbentuk dan program dengan gampang dilaksanakan,” ucapnya.
Adapun yang ditekan dalam kegiatan ini pengelolaan sampah sekolah, yaitu mengurangi sampah dari Sekolah.
“Jadi jangan sampai sampah Sekolah menumpuk dan menjadi penyumbang sampah yang besar di daerah. Kami terus berusaha untuk menekan hal itu,” ingatnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin Ibnul Qayyim mengatakan, kegiatan pengelolaan sampah dimulai dari sekolah yang pengimbasannya diolah sedemikian rupa menjadi hasil barang dan bernilai.
“Contohnya itu sabun cuci tangan yang diolah dari sampah,” katanya.
Mudah-mudahan, kata dia, ke depan sampah di sekolah dapat terpilah dan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan sekolah, agar menjadi salah satu percontohan di sekolah lain.
“Ada beberapa sekolah yang diundang untuk diberikan pelatihan pengelolaan sampah sekolah baik dan benar. Nanti pihak sekolah sudah terlatih bakal mengimbaskannya ke yang lain,” pungkasnya.
Kepala Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Lalu Erwin Suprayanto bersyukur, budaya untuk mengelola sampah sekolah bisa terbentuk.
“Makanya melalui pembinaan dan arahan bagaimana siswa-siswi itu bisa melakukan pengelolaan sampah mulai dari sekolah. Minimal bagaimana kebiasaan untuk mengelola sampah terbawa sampai ke Rumah,” sebutnya.
Karena, ujar dia, sangat disayangkan kebiasaan di sekolah sudah terbentuk tidak bisa menularkan di rumah.
“Jadi kegiatan hari ini sangat penting, bahwa sampah tidak hanya mengenai apa yang dibuang tapi mindset pengelolaan sampah sudah mulai bergeser. Ada sirkular ekonomi yang masih bisa dipergunakan dan bernilai ekonomi,” ucapnya.
Dia pun menyadari, hal itu yang perlu ditekankan sejak dini kepada siswa-siswi mulai SD, SMP hingga SMA.
“Diharapkan bisa ditularkan ke sekolah lain kebiasaan yang sudah dilakukan SDN Pengambangan 5 ini,” tukasnya. (shn/smr)