SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Rencana pembangunan Rumah Potong Unggas (RPU) yang ada di sekitaran kawasan Kantor Rumah Potong Hewan (RPH) di Jalan Tembus Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan mendapat penolakan dari para pekerja pemotongan unggas.
Salah satu pekerja Muhammad Nasir menilai, dengan RPU modern, maka pemotongan akan menggunakan mesin.
“Tentu proses pemotongan dan pembersihan terhadap ayam itu akan sulit pembagiannya oleh pekerja seperti kami,” katanya.
Ia beralasan, dengan RPU modern maka upah yang didapat pihaknya akan berkurang bahkan tidak ada lagi.
“Masalahnya kalau pakai mesin, upah yang biasa kami dapat saat manual seperti ini tidak bisa diambil lagi. Mending manual saja karena ayam itu miliknya beda-beda tidak sama bosnya, kalau pakai mesin tergabung semua,” ujarnya, saat ditemui awak media di RPU Basirih, Rabu (18/1/2023).
Dia punya pendapat, dibandingkan membangun RPU modern, alangkah baiknya memperbaiki RPU yang sudah ada, agar lebih layak digunakan oleh para pekerja.
Ia menuturkan, penghasilan seorang pekerja pemotong dan pembersihan ayam dalam sehari tidak terlalu banyak, hanya sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.
“Dalam sehari ada 600 hingga 1000 ekor yang masuk pemotongan, kalau upahnya untuk pembersihan Rp 1.000 perekor,” pungkasnya.
Pekerja lain Ipin juga khawatir pekerjaan pihaknya di RPU akan berkurang atau bahkan diambil alih oleh mesin modern, yang bakal digunakan di RPU yang baru nanti.
Apalagi, pendapatan di RPU ini sudah tak menentu dan tergantungan kesanggupan.
“Mengenai nyaman mana, tentu manual. Tapi kalau memang mau begitu RPU Modern, ya kami tidak bisa berbuat apa-apa, cuma minta solusi yang bijaknya saja,” tukasnya. (shn/smr)