SEPUTARAN.ID, MARABAHAN – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar kegiatan Literasi Media dan sosialisasi rencana migrasi TV analog ke digital.
Kegiatan yang dilangsungkan di kantor kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala (Batola) Jumat (10/12/2021).
Puluhan warga yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Peduli Siaran (KMPS) yang mengikuti sosialisi itu, tampak serius dan dengan antusias mendengarkan pemaparan yang disampaikan komisioner KPID Kalsel.
Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPID Kalsel Rozy Maulana menyampaikan materi seputar penyiaran sehat untuk menuju migrasi analog ke digital.
Komisioner KPID Kalsel yang pernah lama bergelut di dunia jurnalistik ini menjelaskan, penyiaran sehat itu artinya fungsi media sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan, dan perekat serta kontrol sosial masyarakat.
“Yang perlu perhatian dan pengawasan bersama ada beberapa yang program siaran yang menunjukkan kekerasan,” ujarnya.
Berikutnya, Wakil Ketua KPID Kalsel Fadli Rizky menjelaskan, perbedaan antara TV analog dan digital hanyalah dari segi kualitas . Sebab, isi chanel siaran tidak berbeda.
“Sinyal TV digital lebih baik dari analog,” ujar pria yang juga pernah menjadi reporter televisi ini.
Menurutnya, TV digital bukan TV streaming dengan koneksi internet dan bukan TV berlangganan lewat kabel atau satelit, TV Box atau Smart TV yang terhubung ke internet, dan TV satelit yang harus menggunakan parabola.
“Tidak perlu berlangganan. Penerimaan sinyal lewat antena UHF seperti TV analog,” tuturnya.
Fadli mengatakan, rencana migrasi TV Analog ke Digital ini akan dilaksanakan pada 2022 mendatang. Hal ini sesuai amanah UU Uu Ciptakerja No 11 tahun 2020.
“Kita sosialisasikan agar masyarakat mengetahui dan paham proses perpindahan TV analog ke digital,” tukasnya.
Sementara itu, salah satu peserta kegiatan Royani mengatakan, tercerahkan dengan literasi media yang disampaikan.
Pun begitu, ia tak memungkiri sekarang ini banyak isi siaran televisi yang bukan untuk konsumsi anak-anak muncul di jam yang tidak tepat.
“Kalau saya di rumah, anak-anak nonton televisi harus selalu didampingi,” ujarnya.
Sementara terkait rencana migrasi TV Analog ke Digital, Royani menyebut masih masing. Jadi, perlu sosialisasi lebih dalam dan contoh yang ditampilkan dari TV Digital itu.
“Baru tahu ada perubahan dari analog ke digital, ini hal yang baru bagi kami,” pungkasnya. (smr)