SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pada momen, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, SDN Pengambangan 5 Banjarmasin mendapat penghargaan sebagai Sekolah Inspiratif Berbudaya Lingkungan Banjarmasin 2025.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Walikota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR usai upacara Hardiknas di Halaman Balai Kota Banjarmasin, Jumat (2/5/2025).
Kepala SDN Pengambangan 5 Banjarmasin Wahyu Ekma Pranatalia menyebut, penghargaan ini menjadi sebuah apresiasi luar biasa bagi pihaknya yang selama ini telah berhasil memperhatikan isu lingkungan di sekolahnya. Terlebih SDN Pengambangan 5 Banjarmasin mendapat predikat Adiwiyata Mandiri 2023.
“Sebelum darurat sampah Banjarmasin, memang sudah membiasakan murid kami untuk terbiasa memilah sampah,” tuturnya.
Kemudian memanfaatkan sampah yang ada supaya bernilai jual dan tidak merusak lingkungan. Menjaga lingkungan bahkan sampai mengolah sampah hingga memiliki jual tentunya sudah menjadi program SDN Pengambangan 5 Banjarmasin yang akan terus berjalan. “Karena memang itu sudah terprogram di sekolah dan sudah menjadi kebiasaan,” imbuh Wahyu Ekma Pranatalia.
Tidak hanya sekolah yang mendapat penghargaan, salah seorang Guru di SDN Pengambangan 5 Banjarmasin
yakni Seri Sugiarti yang merupakan Wakil Kelapa Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan SDN Pengambangan 5 Banjarmasin juga mendapatkan penghargaan dengan kategori Pendidik Inovatif Pengiat Lingkungan Banjarmasin.
Atas penghargaan itu, Seri Sugiarti mengatakan, sebagai pendidik tidak hanya fokus pada pengajaran di dalam kelas, namun juga di luar kelas.
Di mana anak-anak itu tidak hanya mendapatkan pengetahuan tapi keterampilan juga. Pembelajaran keterampilan yang diberikan kepada siswa adalah keterampilan yang dimodifikasi yang berhubungan dengan lingkungan.
Misalnya, jelas dia, para siswa didorong untuk bisa berinovasi dalam memilah dan pengolahan sampah guna mencintai lingkungan.
Dikatakannya, untuk mengembangkan keterampilan siswa tentunya memiliki tantangan tersendiri. Soalnya tidak sepenuhnya orang tua setuju dengan program yang dijalankan, apalagi terkait masalah sampah.
“Terutama pada siswa inklusi yang ada di SDN Pengambangan 5 Banjarmasin. Kami mengajak dan samakan dengan anak-anak yang lain, yakni diberikan pengarahan dengan cara berbeda melalui guru pendamping,” ujar Seri.
Untuk jumlah siswa inklusi di SDN Pengambangan 5 Banjarmasin ada sekitar 17 orang yang tersebar di Kelas 1 hingga 6.
“Harapannya Banjarmasin bisa ke luar dari situasi darurat sampah, soalnya dimana masyarakat mungkin sudah mengelola sampah lalu bagaimana pemerintah yang akan melanjutkan akan seperti apa,” tukasnya. (shn/smr)