SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banjarmasin gelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara serta penggunaan aplikasi sirekap, di Halaman Taman Budaya, Rabu (13/11/2024).
Ketua KPU Banjarmasin Hj Rusnailah mengatakan, terlibat simulasi ini sebanyak 509 pemilih terdiri dari 496 warga terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan 13 warga Daftar Pemilih Tetap Baru (DPTB).
Bahkan, dilaksanakan juga proses pemungutan dan penghitungan suara serta penggunaan aplikasi sirekap.
“Pengaturan Tempat Pemungutan Suara (TPS) sesuai dengan aturan yang ditentukan, mendekati kondisi nyata dari tempat bakal dibangun nanti ketika pemilihan 27 November 2024,” ungkap Rusnailah.
Ia mengatakan, dibantu teknologi aplikasi sirekap sebagai alat rekapitulasi elektronik yang tujuannya untuk mempercepat proses rekap dan meningkatkan akurasi data. Sehingga meminimalisir potensi kesalahan.
“Kemudian sudah memberikan arahan kepada PPK, PPS dan KPPS untuk pembangunan TPS harus ramah disabilitas,” terangnya.
Selain itu, akses jalan untuk menuju ke TPS diharapkan tidak menanjak dan naik-turun tapi harus datar.
Kemudian di tempat ruang menunggu menuju ke bilik suara, spacenya harus luas atau paling tidak bisa dilewati orang.
“Itu mengantisipasi para difabel yang perlu digandeng dan menggunakan kursi roda,” jelasnya.
Dalam simulasi ini melihat alur pemungutan dan penghitungan suara di TPS baik itu penggunaan surat suara, formulir A4, pengisian rekapitulasi, penggunaan sampul dan kelengkapan logistik lainnya.
“Penggunaannya tidak boleh yang lain harus telah disiapkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banjarmasin M Fachrizanoor mengatakan, melihat simulasi ini, TPS sudah sesuai dengan standar.
“Lalu ini juga termasuk ramah disabilitas yang aksesnya mudah untuk dituju, tidak bertingkat dan petugas siap membantu juga,” ucapnya.
Hanya saja, ia memberi catatan, ketika proses pemilihan terjadi hujan.
“Ini perlu diperhatikan bagaimana nanti akses logistik pada saat diantar dan kembali. Bila perlu dipakai double plastik di kotak suaranya,” ingatnya.
Sebab, kata dia, ketika terjadi kotak suara rusak, bisa menjadi kejadian khusus yang dapat berpotensi pemungutan ulang.
Paling penting, kata dia, fokusnya itu, TPS benar-benar layak untuk warga mencoblos.
“Semoga simulasi ini menjadi awal bentuk agar warga dapat datang ke TPS nanti,” tukasnya. (shn/smr)