SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Kasus Demam Berdarah (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti meningkat di Banjarmasin.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, dari Januari sampai Juni 2023 ada 64 kasus DBD.
“Jadi terus ada peningkatan dari Mei 2023 yang sudah 52 kasus menjadi 64 kasus,” kata Kepala Dinkes Banjarmasin M Ramadhan, di Balai Kota Banjarmasin, Senin (10/07/2023).
Bahkan, ia menyebutkan, total kasus hingga Juni di tahun ini, sudah melebihi tahun lalu, yang hanya 62 orang selama setahun.
“Untuk kasus meninggal ada 3 orang selama 6 bulan ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, kasus DBD tersebut meningkat karena saat ini musim pancaroba dan musim kering 3 bulan ke depan.
Pun demikian, ia menyatakan, pihaknya sudah menggerakkan Asean Dengue Day (ADD). Salah satunya yang belum lama ini dilakukan di Sungai Andai.
“Hal itu untuk meningkatkan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) terkait dengan antisipasi Rumah nyamuk Aedes Aegypt. Makanya kita gerakan masing-masing rumah untuk menjaga lingkungan sekitarnya,” katanya.
M Ramadhan mengatakan, pihaknya tetap waspada dengan DBD, dan terus mengedukasi serta mempromosikan prilaku hidup bersih dan sehat dalam menjaga lingkungan.
“Utamanya agar tidak ada jentik nyamuk Aedes Aegypt tumbuh berkembang. DAN bila ada kejadian segera kita lakukan penyelidikan apabila positif akan dilakukan fogging (pengasapan),” jelasnya.
Ia melanjutkan, kasus paling banyak ada di Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara dengan total 10 Kasus selama enam bulan ini. Mengingat, jumlah penduduknya sudah mencapai 47 ribu jiwa.
“Makanya gerakan Asean Dengue Day (ADD) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Sungai Andai,” tukasnya. (shn/smr)