SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memberi perhatian khusus terhadap penanganan stunting. Pasalnya prevalensi stunting di Kalsel masih tinggi.
Atas hal itu, Ketua DPRD Kalsel Supian HK mengaku akan berkomitmen dalam upaya menurunkan tingkat stunting.
Politisi Partai Golkar tersebut menjelaskan saat ini Komisi IV DPRD Kalsel sedang menggodok rancangan peraturan daerah (Raperda) sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan stunting.
“Stunting ini bukan permasalahan yang ringan. Menangani stunting berarti menangani masa depan. Diharapkan dengan kita membuat payung hukum tersebut dapat menjadi acuan pemberantasan stunting. Termasuk untuk anggaran juga,” ujarnya.
Hal tersebut dia sampaikan dalam kegiatan jumpa pers bertajuk dukungan Bank Indonesia terhadap program penurunan prevalansi stunting di Gedung DPRD Kalsel, Jumat, (10/3/2023) lalu.
Pada kegiatan itu turut hadir BKKBN Kalsel dan Biro Perekonomian Setda setempat.
Tak hanya pemerintah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Wahyu Pratomo mengatakan, pihaknya juga akan turut serta menekan angka stunting di Kalsel dengan sejumlah program, salah satunya ialah melalui CSR (Corporate Social Responsibility).
“Dukungan Bank Indonesia terhadap upaya stunting meliputi pengendalian inflasi, peningkatan kapasitas pelaku UMKM, menambah laju akselarasi digital, penyediaan uang rupiah agar tetap beredar layak dengan jumlah yang tepat dan CSR,” papar Wahyu Pratomo.
Kalsel termasuk dalam 3 provinsi dengan tingkat penurunan angka stunting tertinggi.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalansi stunting Kalsel berada di 30 persen.
Angka tersebut melampaui rata-rata angka stunting nasional yakni 24 persen. Namun, di tahun 2022, mengalami penurunan yang signifikan hingga ke angka 24,6 persen.
Hal tersebut diapresiasi Supian HK, menurutnya hal ini tidak luput dari upaya legislatif, eksekutif dan pihak-pihak lainnya yang selama ini bekerja keras menjalankan program-programnya.
Tidak luput, dia juga menyinggung bahwa hal ini tidak lepas dari campur tangan para wartawan atau awak media yang mengedukasi masyarakat dengan berita-berita yang positif dan membangun. (smr)