SEPUTARAN.ID, KALTENG – Insiden pengeroyokan menimpa seorang pelajar SMPN di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Ia dikeroyok empat kakak kelasnya hingga pingsan dan masuk rumah sakit.
Pengeroyokan ini terjadi di ruang kelas korban, saat sekolah melaksanakan kelas meeting usai ulangan, pada Kamis (16/12/2021).
Korban merupakan pelajar kelas VII, sedangkan yang melakukan pengeroyokan tersebut merupakan kelas VIII dan kelas XI SMPN tersebut.
Akibat pengeroyokan itu, korban harus dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit, karena mengalami sesak nafas dan pingsan.
Pihak guru baru mengetahui pengeroyokan itu, setelah siswa lain ribut melihat korban yang pingsan dan mau dibawa ke UKS.
Namun karena kondisinya cukup parah, korban dibawa ke Puskemas terdekat. Tapi, dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan korban kemudian dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit.
Lantas pihak keluarga korban melaporkan kasus tersebut, sehingga polisi memanggil pihak sekolah beberapa jam setelah kejadian.
Melansir borneonews.com, Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Abdoel Harris Jakin melalui Kapolsek Ketapang AKP Samsul Bahri menyebut pelaku pengeroyokan pelajar SMAN 4 Sampit berjumlah 4 orang.
“Pelakunya hanya 4 orang dan kasus ini sudah kami tangani,” ujarnya, Jumat (17/12/2021).
Diungkapkannya, saat pertemuan dengan keluarga korban, pihak sekolah meminta agar kasus tersebut lebih dulu dimediasi, terutama antara wali korban dan wali pelaku.
“Dan mediasi tersebut akan dilakukan, Senin 20 Desember 2021,” imbuh Kapolsek.
Sementara Kepala SMPN tersebut Suyatmi menuturkan, pengeroyokan terjadi bukan karena pemalakan melainkan hanya soal sepele, yakni saling tatap.
“Sehingga dianggap kakak kelasnya si korban menantang,” jelasnya.
Dia mengakui, peristiwa tersebut tidak terpantau pihaknya. Karena saat itu para guru sedang sibuk mengisi nila elektronik raport para siswa.
“Saat kejadian kami sedang mengisi e-raport siswa, karena baru saja selesai ulang sekolah. Sehingga kami baru tahu setelah peristiwa tersebut terjadi,” kata Suyatmi.
Ia menyatakan, akan memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan pengeroyokan terhadap adik kelas.
Pun demikian, Suyatmi berharap agar persoalan tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Pihak kami siap menjadi penengah keluarga korban dan para pengeroyokan. Namun jika mediasi tak berhasil, kami menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga korban. Tetapi alangkah baiknya diselesaikan secara kekeluargaan,” tandasnya. (smr)