SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Kasus kanker kolorektal atau kanker usus besar di Kalsel meningkat, bahkan biasanya menyerang usia 40 tahun ke atas.
Begitu pula kanker payudara, leher rahim (serviks) dan paru yang menunjukkan semakin meningkat.
Oleh karena itu, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Banjarmasin Hj Siti Wasilah mengingatkan, agar bersama-sama memberikan perhatian khusus dalam hal penanganan kanker ini.
Ia pun memberikan kiat-kiat untuk mencegah penyakit kanker dengan memakai konsep CERDIK.
“Yakni C (cek kesehatan rutin), E (Enyahkan asap rokok), R (rajin aktivitas fisik), D (diet seimbang), I (istirahat cukup) dan K (kelola stres),” ujarnya saat Seminar Ilmiah Nasional dalam rangka peringatan World Cancer Day (WCD) 2024, melalui Via Zoom Meeting di Banjarmasin Commad Center, Minggu (4/2/2024).
Kemudian untuk mecegah kanker payudara, setiap perempuan harus paham SADARI (periksa payudara sendiri).
Sedangkan untuk serviks bagi perempuan telah menikah, harus mau periksa IVA test, yang merupakan pemeriksaan inspeksi visual dengan mata telanjang (tanpa pembesaran) seluruh permukaan leher rahim dengan bantuan asam asetat atau cuka yang diencerkan.
“Kemudian, hal lain secara umum kita memeriksa rutin, karena dengan terdeteksi dini bisa disembuhkan, ditambah pengobatan lebih murah dan mudah,” ucapnya.
Bagi dia, peringatan Hari Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari tiap tahunnya, menggambarkan keprihatinan akan perkembangan penyakit kanker di tengah masyarakat.
“Angka kasus kanker yang terus meningkat, tentu membuat kita harus menanamkan satu kesadaran tentang pentingnya deteksi dini,” ujarnya.
Sebab, selama ini kebanyakan penderita kanker datang ke pelayanan medis sudah pada stadium lanjut.
Pada peringatan Hari Kanker Sedunia 2024 mengusung tema Close The Care Gap ini, sebagai upaya untuk menutup semua kesenjangan perawatan yang mungkin masih terjadi.
“Agar semakin terbuka pelayanan kepada masyarakat bagi semua kalangan,” ujarnya.
Dia pun mengharapkan, peran pemerintah dan stakeholder lainnya mendukung upaya penanganan penyakit kanker.
“Ditambah peran dari seluruh masyarakat menginformasikan tentang bahaya kanker, secara kanker kolorektal,” tuturnya.
Siti Wasilah juga menyebut, Banjarmasin akan menjadi tuan rumah pelaksanaan hari kanker sedunia.
Sementara itu, Ketua YKI Cabang Koordinator Kalimantan Selatan (Kalsel) Ika Kustiyah mengatakan, sebenarnya untuk deteksi dini kanker usus besar dengan Kolonoskopi merupakan prosedur yang digunakan untuk mendeteksi perubahan atau kelainan dalam kolon dan rektum.
“Cuma hal itu sulit, karena apalagi masyarakat kita masih susah untuk melakukan pemeriksaan tersebut,” katanya.
Adapun gejalanya, seperti diare sering dan Buang Air Besar (BAB) berdarah untuk segera memeriksakan diri untuk kanker usus.
“Kalau kanker serviks itu yang dulu nomor satu, sekarang kedua,” ungkapnya.
Sebab, pihaknya sering memasyarakatkan
pemeriksaan Pap smear maupun IVA test, untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan sel di leher rahim atau serviks yang berisiko menjadi sel kanker. IVA test.
“Jadi semua orang sudah tahu, oleh karena itu, kasus-kasus kanker serviks menjadi menurun yang sekarang menjadi nomor dua,” katanya.
Untuk kasus kematian sendiri di Kalsel paling tinggi kanker serviks, karena yang datang periksa sudah pada stadium parah.
“Kalau dari jumlah kasus paling tinggi di kanker payudara. Jadi diimbau melakukan deteksi dini, kalau misal ada benjolan sedikit apapun merasa harus segera diperiksa ke dokter,” katanya.
Kemudian melakukan program SADARI, dan kader-kader direkrut untuk menyebar luaskan ke masyarakat, terkait cara melakukan pemeriksaan setiap bulan oleh seorang wanita dari masa mulai menstruasi.
Soalnya, kata dia, kasus payudara yang pernah ditemukan paling muda di usia 24 tahun.
“Jadi jangan bilang masih muda tidak bakal terkena kanker. Soalnya yang muda ada hubungannya dengan riwayat keluarga. Itu perlu diawasi, biasanya karena lingkungan, makanan dan segala macam. Sehingga, kalau sudah mutasi tapi walaupun usia muda akan mudah untuk menjadi kanker payudara,” tukasnya. (shn/smr)