SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Langgar Al Hinduan, di Jalan Kapten Piere Tendean, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, mulai dilakukan Rehabilitasi bangunan dan penataan.
Mengingat bangunan tersebut masuk dalam kawasan Cagar Budaya. Oleh karena itu, membangunnya tidak seperti baru.
“Saya titip kepada pekerja agar benar-benar hati-hati, karena mungkin saja ada banyak beberapa peninggalan cagar budaya yang harus dijaga dan dipelihara. Jadi harus pelan-pelan dipindah dulu baru dipasang lagi,” kata Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, di Balai Kota Banjarmasin, Selasa (16/8/2023).
Apalagi itu, kata dia, bangunan tersebut akan direncanakan menjadi museum dan monumen bagi cagar budaya.
“Makanya perlu dilindungi dan dilestarikan cagar budaya ini, mudah-mudahan direnovasi dengan tetap mempertahankan bangunan aslinya,” ujarnya.
Menurutnya, dibawah pelataran mesjid tersebut ada sebuah meriam besar. Ukurannya lebih besar dari meriam yang pernah ditemukan. Kemungkinan bagian bastilon yang ada di Benteng Tatas.
“Memang Benteng Tatas ada 4 bastilon dan semuanya dikawal oleh meriam besar buatan scotlandia beratnya hampir 3 ton. Bila ditemukan ini merupakan meriam ketiga dari 4 yang ada dalam catatan sejarah Prof Idwar Saleh tentang sejarah Banjarmasin,” jelasnya.
Selain itu, tempat tersebut punya sejarah, yakni di 1936 pernah dilaksanakan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-11.
Sementara itu, Lurah Seberang Masjid Kecamatan Banjarmasin Tengah Mochammad Subhan mengharapkan, pekerjaan sesuai dengan teknis dan memperhatikan keselamatan kerja.
“Semoga pekerjaan bisa sesuai dengan rencana dan batas waktu. Untuk waktu pengerjaan 150 hari, mulai 31 Juli sampai 27 Desember 2023. Dengan anggaran Rp 1,4 Miliar sekian oleh pelaksana CV Abey Putra Perkasa,” ujar Subhan.
Ia juga bersyukur dengan adanya rehab dan penataan kawasan tersebut. Karena ini akan menjadi destinasi tambahan untuk berwisata. (shn/smr)