SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – 300 ekor sapi kurban tiba di penampungan Rumah Potong Hewan (RPH) Basirih, Jalan Tembus Mantuil, Kelurahan Basirih Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Rabu (5/6/2024).
Sapi itu dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh guna memastikan kesehatannya.
“Kita cek apakah lengkap atau tidak, ditemukan cacat atau tidak kemudian ada infeksi penyakit atau tidak,” kata Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) RPH Banjarmasin Drh Annang Dwijatmiko, usai melakukan pemeriksaan, Rabu (5/6/2024).
Dari hasil pemeriksaan itu tidak ditemukan sapi kurban yang terinfeksi virus Brucellosis.
Brucellosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Brucella.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan gejala demam, nyeri sendi dan mudah lelah yang bisa berlangsung dalam hitungan minggu sampai bulan.
Brucellosis merupakan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia.
Bakteri Brucella bisa masuk melalui mata, kulit, selaput lendir, saluran pernapasan dan saluran pencernaan, kemudian bertahan hidup di dalam sel-sel tubuh.
“Mengingat syarat masuk sapi kurban ke wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) harus bebas Brucellosis,” jelasnya.
Namun, memang ada beberapa sapi kurban yang mengalami kelelahan fisik, karena stres di jalan hingga patah tulang saat tiba.
Dari sapi kelelahan dan patah tulang itu, ada beberapa sapi yang hanya diobati dan harus dipotong cepat.
“Terutama patah tulang pasti ada, karena proses penurunan masih sederhana, jadi wajar ada yang patah. Dan dipotong cepat itu untuk memenuhi daging segar di Banjarmasin,” tuturnya.
Dia juga memastikan, sapi yang stres karena kelelahan, dagingnya masih sangat aman dikonsumsi.
“Namun memang kualitas daging tidak sebagus dengan daging sapi normal,” jelasnya.
Kedatangan sapi kurban di RPH Basirih secara bertahap saat menjelang Hari Raya Idul Adha.
“Nanti ada 200 ekor sapi lagi yang datang dari informasi kita terima,” tukasnya.(shn/smr)