SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin menggelar kegiatan Ngobrol Bareng Bersama Masyarakat dan Komunitas (NGOBRAS) sebagai refleksi akhir tahun 2023.
Kegiatan berlangsung di Amfiteater Kampung Ketupat dengan dihadiri sekiranya 300 hingga 400 peserta, pada Rabu (27/12/2023) malam.
Diskusi turut mewarnai jalannya kegiatan, ada beberapa topik strategis mengemuka di antaranya, terkait Pengelolaan Persampahan, Infrastruktur Jalan dan Jembatan, serta Kualitas Pelayanan Publik.
Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, ngobras ini merupakan tradisi yang rutin dilaksanakan setiap akhir tahun.
“Ini sebagai refleksi apa yang kita laksanakan selama setahun ini,” ujarnya.
Menurutnya, acara Ngobras juga termasuk keterbukaan informasi oleh Pemko Banjarmasin kepada masyarakat. Juga sebagai sarana memberikan masukan dan aspirasi dengan menggunakan mentimeter.
“Jadi peserta dapat mengutarakan pendapatnya. Bukan hanya di ampiteater, tapi juga masyarakat di rumah atau secara online,” ujarnya.
Ia berharap, masukkan dan kritikan dari seluruh warga, selalu diterima oleh Pemko Banjarmasin. Karena itu tentu penting untuk pembangunan Banjarmasin ke depan.
Ibnu mengungkapkan, salah satu hal yang disoroti adalah infrastruktur Jembatan Pasar Lama.
“Namun, hal itu tidak realistis soalnya bila membangun jembatan baru lebih mahal lagi. Soalnya mempercantik kawasan itu penting, karena berpikir secara integral.
Sering melihat ke kota lain baik di Indonesia maupun di luar negeri, kawasan itu harus satu kesatuan,” sebutnya.
Ia menginginkan, kawasan Siring Menara Pandang jadi tempat yang nyaman untuk orang berjalan kaki dan menikmati suasana kota agar tidak monoton.
“Jadi bila dipandang dari sebelah sisi ada Dermaga Terapung, Rumah Anno, Menara Pandang dan sampai ke Pasar Lama bisa dinikmati. Kemudian menuju 0 KM, Jalan Jenderal Sudirman, Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Hutan Kota, Kota Lama, Central Business District (CBD) seperti Pasar Lima, Sudimampir, Ujung Murung, Mitra Plaza sampai ke depan Balai Kota. Intinya ingin diciptakan kawasan yang bisa dinikmati oleh siapapun,” katanya.
Ia merasa, dengan suasana kota yang bagus, akan jadi magnet pengembangan kota ke depan. “Sehingga kawasan pusat kota menjadi daya tarik dan epicentrum untuk orang datang ke Banjarmasin,” terangnya.
Hal lainnya yang muncul dalam Ngobras adalah permasalahan sampah yang masih menjadi PR besar dam harus diselesaikan oleh Pemko Banjarmasin pada 2024 mendatang.
Saat live voting dalam kegiatan Ngobras, persoalan sampah menjadi isu yang paling tinggi yang direspon oleh masyarakat dan komunitas yang hadir.
Oleh karena itu, Pemko Banjarmasin terus berupaya dengan keras dan serius menangani persoalan sampah ini di Banjarmasin.
Tak hanya itu, perilaku masyarakat juga yang menjadi faktor utama persoalan sampah di Banjarmasin. “Makanya ini merefleksikan perilaku masyarakat,” tegasnya.
Contohnya, ketus Ibnu, seperti eks TPS di Jalan Kuripan. Meski sejak setahun lalu sudah ditutup dan di aspal, namun masih saja banyak masyarakat yang masih membuang sampah di lokasi tersebut.
“Tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Tapi jelas upaya pemerintah lebih keras yakni penegakan hukum. Sudah minta 6 bulan lalu agar Satpol PP memberikan efek jera kepada masyarakat, agar tidak membuang sampah sembarangan lagi,” ucapnya.
Dikatakannya, secara nasional pada 2030, targetnya sudah tidak ada lagi Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Jadi, diharapkan persoalan sampah bisa selesai di komplek atau lingkungan masyarakat terlebih dahulu.
“Jadi tidak perlu jauh-jauh membawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Yakni dengan dipilah dari rumah atau sumber nya dan dapat bekerja sama petugas kebersihan termasuk menjadi pelanggan Perumda PALD,” tukasnya. (shn/smr)