SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Operasional Rumah Potong Unggas (RPU) di lingkungan Rumah Potong Hewan (RPH) di Jalan Tembus Mantuil, Kelurahan Basirih Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan terpaksa ditunda.
Sehingga biaya operasional sekaligus pengelolaan limbah RPU modern itu dianggarkan tahun depan.
Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina menyebut, operasional RPU modern itu terkendala karena refocusing anggaran, makanya harus tertunda.
“Kalau di tahun ini, fisik tidak terkejar. Jadi kembali kita programkan itu di 2025,” ujar Ibnu, usai peringatan Hari Anak Nasional di Siring Balaikota Banjarmasin, Sabtu (3/8/2024).
Makanya, dia tetap meminta Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin untuk memastikan dua unit RPU modern yang telah rampung dibangun 2023 lalu, agar diawasi jangan sampai nanti mangkrak.
Mengingat ini merupakan terobosan dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin untuk memenuhi kebutuhan ayam potong yang cepat dan higienis.
Menurut Ibnu, secara teknologi sudah sangat bagus dengan kecepatan per jam bisa sampai 1.000 ekor potong.
“Tinggal fasilitasnya untuk bisa beroperasional termasuk kapasitas daya listrik,” jelasnya.
Bahkan, ujarnya, jika sudah berjalan, dari RPU modern ini memiliki potensi untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Baik itu retribusi potong ataupun juga pembiayaan lain yang bisa menjadi pendapatan daerah,” sebutnya.
Sementara untuk anggaran dari keseluruhan untuk operasional RPU modern sendiri mencapai sekitar Rp1 miliar.
Sebelumnya, Ibnu menuturkan, pengoperasionalan RPU modern sempat diinisiasikan dengan menggandeng pihak ketiga.
Namun, baginya, alangkah baiknya jika pihak ketiga hanya menjadi pelanggan pemanfaatan RPU modern tersebut.
“Kalau berinvestasi ya jangan, lebih baik pemerintah yang menyiapkan dan pihak ketiga jadi pelanggan kita,” ungkapnya.
Di lain waktu, Kepala UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Basirih drh Annang Dwijatmiko mengatakan, selama belum beroperasi, pengawasan dan uji coba tetap dilakukan beberapa kali dalam satu bulan.
Karena beban listrik yang cukup besar, belum berani mengoperasikan secara maksimal.
Setidaknya untuk memastikan rel tetap berputar dan berjalan serta mesin beroperasi, meski belum digunakan pemotongan.
“Jadi, hanya pengawasan dan pemeliharaan saja,” sebutnya saat ditemui di kantornya, Selasa (6/8/2024).
Untuk sarana-prasarana yang dibutuhkan menunjang pengoperasionalan yakni IPAL biar tidak ada pencemaran lingkungan, kemudian sarana air bersihnya, yang sangat diperlukan oleh belum ada saat ini.
“Bila menggunakan air berbayar nanti kita akan kewalahan perhitungannya. Jadi nanti akan menggunakan sumur bor, itu juga menunggu anggaran,” ucapnya.
Keperluan lainnya terkait tenaga kerja yang diperlukan 6-8 orang untuk 1 shift. Dan untuk satu bangunan dimungkinkan ada 2 shift.
“Adapun untuk anggaran yang diperlukan keseluruhan sampai operasional RPU modern sendiri mencapai sekitar Rp1,1 miliar,” jelasnya.
Tinggal menunggu realisasi dan konfirmasi pihak-pihak terutama pemegang anggaran.
“Jadi belum tau, itu nanti di acc atau tidak tapi yang jelas surat telah diajukan dan rincian-rincian biaya sudah disampaikan,” tukasnya. (shn/smr)