SEPUTARAN.ID, KOTABARU – Warga mengeluhkan kondisi jembatan di desa Tanjung Semalantakan, Kotabaru, pada kegiatan menjaring aspirasi atau reses Wakil Ketua Komisi II Provinsi DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi di desa setempat.
Warga menyebut, akses jembatan menuju Tanjung Semalantakan, Kecamatan Pamukan Selatan, Kabupaten Kotabaru itu sungguh memprihatinkan dan membahayakan bagi pengendara.
Warga pun berharap jembatan itu segera diperbaiki agar tidak memakan korban.
Di kawasan itu ada tiga jembatan yang kondisinya dianggap sudah tak layak untuk dilintasi. Dan diharapkan Pemkab Kotabaru bisa memperhatikan persoalan infrastruktur jembatan yang kondisinya sudah memprihatinkan tersebut.
Di lokasi berbeda, Kepala Desa Mulyodadi, Sarli mengiyakan, jembatan kondisinya mulai rapuh dan sering tenggelam.
Sehingga, akses penghubung yang sudah berumur 50 tahunan lebih itu penyangga lantainya juga sudah tak kuat menahan beban.
“Kendaraan saja sulit untuk mengimbangi apalagi roda empat. Kalau diperkirakan tak bisa bertahan lama takutnya roboh,” bebernya.
Terkadang jembatan ini sering mengalami pasang surut air laut (rob) yang menyebabkan rata-rata kendaraan milik masyarakat, terpaksa harus berdiam diri selama satu jam lebih untuk mengembalikan ke kondisi normal.
“Sering, menunggu surut dulu baru bisa melintas. Kalau kita terjang kasihan mesin motornya karena kalau terendam bisa mogok,” imbuhnya.
Kondisi ini diperparah pula, kendaraan roda dua dan empat yang memaksakan diri untuk melintas sering mengalami mogok, bahkan ketinggian air pasang laut mencapai hampir 60 sentimeter (cm) atau setinggi paha orang dewasa.
“Beberapa warga kami sempat hendak tercebur. Selain itu, adanya keberadaan buaya di sana membuat kami khawatir,” ucapnya.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi II Provinsi DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi, juga memberikan komentar cukup pedas terhadap kondisi dari infrastruktur jembatan tersebut.
“Lihat saja sendiri kondisinya bagaimana. Hampir berjam-jam mulai dari jalan berlumpur sampai kita jumpai jembatan yang tak layak. Saya meminta dengan sangat kepada Pemkab Kotabaru dapat mendengar aspirasi ini. Apabila dipenuhi, manfaat dan amal jariah didapatkan karena posisinya membantu kesusahan orang lain,” ungkap legislatif Kalsel dari Dapil VI Kotabaru dan Tanbu.
Ditambah lagi, ia bersama Pemprov Kalsel sempat dibuat kesal dan bingung akibat terjebak di tengah jembatan karam itu hingga beberapa jam lebih untuk bisa menjangkau ke lokasi Desa Tanjung Simalantakan dalam kegiatan reses.
“Pantas saja banyak tidak mau kesini. Harusnya yang dari Dapil Kabupaten Kotabaru menyuarakan akan adanya hal ini. Melihat kondisinya tak hanya memprihatinkan tetapi sudah membahayakan keselamatan seluruh warga sekitar bahkan seluruh kecamatan yang melintas,” tuturnya.
Hingga kini, kondisi jembatan yang memprihatinkan itu terpaksa masih dimanfaatkan warga setempat sebagai jalur utama perekonomian.
“Bahkan, apabila tak direspon Pemkab Kotabaru, sejumlah pemerintah desa sepakat mengumpulkan bantuan dari hasil swadaya masyarakat untuk melakukan perbaikan secara gotong royong,” sebutnya. (putza)