SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Progres pembangunan Rumah maggot di Banjarmasin saat ini sudah mencapai 75 persen. Dan pembangunannya ditargetkan rampung di 2025 ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin Alive Yoesfah Love menuturkan, bangunan yang dibuat dari bantuan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tersebut, saat ini tinggal pemasangan listrik beserta sambungan yang lainnya.
Ia berharap, tahun ini sudah bisa selesai pembangunannya. “Rumah maggot ini dibangun dengan dua lantai dan tentunya dilengkapi dengan peralatan budidaya maggot,” ungkapnya.
Adapun dalam pengelolaan rumah maggot ini, pihaknya akan bekerja sama dengan pelaku usaha Hotel, Restoran dan Kafe (Horeka) guna menyuplai sisa-sisa sampah makanan untuk maggot.
Tidak hanya pelaku Horeka, pihaknya juga akan merangkul Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang ada di Kota Seribu Sungai. “Di Banjarmasin sudah ada sekitsr 33 SPPG MBG,” imbuhnya.
Alive mengharapkan, bisa bekerja sama untuk diambil sisa makanannya buat rumah maggot ini
“Percobaan operasional pertama nanti, pengelolaan sampah organik di rumah manggot ini dilakukan sedikit demi sedikit. Sembari melihat perkembangan dari jumlah maggot yang dibudidayakan disana nanti,” jelasnya.
Ia melanjutkan, jika melihat kapasitas bangunan rumah maggot yang sedang dibangun ini, tentu dengan luasan 200 meter persegi, maka paling tidak, bisa menuntaskan permasalah sampah domestik sekitar 25 persen.
“Seiring dengan adanya itu, maka jumlah sampah domestik yang dihasilkan sebanyak 52 persen setiap harinya. Paling tidak 25 persen sudah bisa mengatasi sampah domestik kita,” harapnya.
Rumah maggot yang terletak di kawasan pergudangan 88 tepatnya di Jalan Gubernur Suebarjo, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat ini, akan beroperasional setiap hari.
Rumah manggot tidak hanya sebagai salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin dalam mengurangi hasil produksi sampai setiap harinya.
DLH Banjarmasin juga tertarik Rumah maggot ini, karena bisa kembangkan budidaya maggot untuk pakan ternak, pelet hingga lainnya, yang akhirnya bisa diperjualbelikan atau peluang usaha.
“Pertama memang arahnya untuk mengurangi sampah sisa makanan.
Kalau bisa dikembangkan nanti bisa dibudidayakan untuk dijadikan pakan ternak, pelet dan lainnya,” tukasnya. (shn/smr)









