SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Memperingati Wolrd Asthma Day jatuh 2 Mei, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin menggelar Senam Asma di Halaman Balai Kota Banjarmasin, Jumat (12/05/2023).
Kegiatan digelar ini mengajak juga Yayasan Asma Indonesia (YAI) Banjarmasin. Dan rencananya, kegiatan senam asma ini akan digalakkan tiap bulan.
Ketua YAI Cabang Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) H Ibnu Sina mengatakan, kegiatan ini untuk merayakan World Asthma Day, agar lebih diketahui masyarakat.
“Dengan tema Asthma Care For All, artinya semua orang harus bisa mendapatkan perawatan,” katanya.
Kemudian kegiatan ini untuk mensosialisasikan salah satu bentuk kegiatan preventif (tindakan pencegahan) asma dari Pemko Banjarmasin.
“Yakni dengan senam asma Indonesia. Jadi kita perkenalkan gerakan-gerakannya, karena memang lebih kepada pernapasan,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Ibnu, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Banjarmasin agar tidak terus berulang, perlu ada upaya pencegahan dan sosialisasi penyakit asma yang dilakukan seperti senam asma.
“Nanti baik itu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Puskesmas dan Kampung Bermain (Kamber) yang bekerjasama dengan Kormi, agar masyarakat tahu apa itu senam cuma setengah jam, tapi itu gerakannya lebih kepada mengatur napas artinya supaya jangan sampai terjadi pencetus,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini termasuk salah satu mendukung program Dinkes Banjarmasin Gerakan Masyarakat (GERMAS) dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti cuci tangan, pakai masker, berolahraga minimal 30 menit sehari, menghindari rokok dan pencetus yang menimbulkan penyakit.
Sementara itu, Ketua YAI Cabang Banjarmasin Muhammad Ramadhan mengatakan, senam asma ini akan dijadwalkan setiap bulan serentak di lima kecamatan.
“Dikoordinir oleh Puskesmas masing-masing Kecamatan setiap Jumat, Sabtu, Minggu atau ada 1 kali tiap bulannya untuk melakukan senam asma bersama dan sosialisasi kepada masyarakat,” jelasnya.
Bagi dia, dengan gerakan olaharaga senam asma dan PHBS sebagai upaya pencegahan asma. Sebab, asma itu bisa diobati dan dikendalikan, kalau sembuh bisa panjang tapi ada juga turunan.
“Menurut pihaknya, penderita asma palinga banyak rata-rata dikarena alergi daripada penyakit turunan. Kalau untuk kasus se-indonesia ada 200 juta jiwa,” tukasnya.(shn/smr)