SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Mendukung program RAN PASTI (Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia), Pemprov Kalsel sudah membentuk tim percepatan penurunan angka stunting.
Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar, juga berharap kabupaten kota juga segera membentuk percepatan penanganan stunting.
“Tim tersebut tugasnya merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan dan memonitoring terkait percepatan penanganan angka stunting, supaya ketika memasuki 2024 target sesuai RPJMD bisa mencapai 14 persen,” ujarnya saat memberikan paparan pada sosialisasi RAN PASTI di Hotel Golden Tulip, Senin (21/3/2022).
Menurutnya, Pemprov Kalsel membentuk tim pendamping keluarga melalui BKKBN yakni 3.072 ribu orang, terdiri dari per Desa 3 orang yaitu, kader PKK, bidan desa dan penyuluh BKKBN. Tugasnya mendampingi ibu hamil, remaja, balita 5 tahun, juga bayi yang harus dibantu dalam rangka penurunan stunting.
Dikatakannya, Pemrov Kalsel dalam RMPJMD menjadikan stunting juga prioritaskan penangangan. Kemudian pada LKPD 2022, program untuk mendukung penurunan stunting, yakni pemenuhan gizi, perbaikan sanitasi juga pencukupan air minum.
Ia juga berharap, mengatasi stunting melibatkan kerja sama lintas sektor kabupaten/kota dan pihak swasta.
Dari data yang ia dapat, beberapa daerah di Kalsel yang masih ada di zona merah dan kuning untuk stunting, yakni Kabupaten Banjar, Tapin, Barito Kuala, Tanah Laut Balangan dan Tabalong.
“Prioritas penanganan stunting adalah pada remaja, ibu hamil dan balita. Sebab, dari 2 juta menikah sedangkan 1,6 juta melahirkan itu 25 persen atau 400 jiwa balita terkena stunting,” katanya.
Sementara Inspektur Utama BKKBN, Ari Dwikora Tono, mengatakan penduduk Indonesia didominasi generasi muda yang baru berkeluarga dan yang akan berkeluarga.
“Sehingga kita tidak boleh lengah akan potensi lahirnya bayi-bayi stunting,” katanya.
Menurutnya, keluarga yang sehat, produktif dan memiliki kualitas, dipastikan akan memiliki bayi-bayi yang sehat pula. (shn/smr)