SEPUTARAN.ID, MARTAPURA – Menonton televisi atau TV memiliki dampak positif dan negatif, karena bisa mempengaruhi psikologis penonton.
Menurut Koordinator Bidang Kelembagaan KPID Kalsel, Nazaruddin Ikhwan, dampak media TV terhadap pemirsa, salah satunya akan mempengaruhi psikologis penontonnya.
“Menonton televisi akan membentuk dan mendistorsi konsepsi realitas sosial pemirsa. Untuk itu diperlukan pemirsa yang cerdas dan kritis. Cerdas mampu memilah dan memilih isi siaran, menonton dengan sadar,” katanya.
Sehingga diperlukan masyarakat pemirsa yang cerdas dan kritis dalam menerima informasi melalui media TV.
“Yakni dengan ikut mendorong siaran televisi (media) yang berkualitas, dengan tidak menontonnya atau melaporkan pelanggaran ke KPI/KPID,” katanya saat memberikan materi pada kegiatan literasi media bertema “Penyiaran sehat menuju migrasi TV Analog ke Digital”.
Pada kegiatan itu, pemaparan literasi media turut disampaikan komisioner KPID Kalsel HM Farid Soufian dan H Gusti Burhanuddin.
Kedunya menyampaikan, terkait siaran sehat yang hanya dapat dapat hadir di lingkungan keluarga dengan pendampingan orangtua kepada anaknya saat menyaksikan program siaran TV.
Diingatkan, agar membatasi anak tercinta saat menonton siaran televisi, serta awasi tontonan yang didapat sudah mempunyai klasifikasi atau batasan umur pada program siarannya.
Diketahui kegiatan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Selatan (Kalsel) tersebut, sekaligus sosialisasi rencana migrasi TV analog ke digital.
Kegiatan dilangsungkan di Kedai Lingkungan D’Langkar Manis Kelurahan Sekumpul, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, belum lama tadi.
Nuansa santai ala anak muda membuat peserta dari perwakilan Kelompok Masyarakat Peduli Siaran (KMPS), tokoh dan ulama, serta Organisasi Kemasyarakat setempat sangat antusias dan lebih pro aktif.
Karena mendapat banyak pertanyaan dari peserta terlebih rencana perpindahan siaran televisi ke sistem digital yang akan dimulai bertahap pada April – Agustus – November 2022. (smr)