Seputaran.id
  • Umum
    • Pemerintahan
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Politik
    • Religi
    • Seni Budaya
  • Kalsel
    • Banjarmasin
    • Daerah
  • Peristiwa
    • Kejadian
    • Kriminal
    • Hukum
  • Olahraga
    • Bola
    • Otomotif
  • Advetorial
    • Kementerian ATR / BPN
    • Pemprov Kalsel
    • DPRD Kalsel
    • Bank Kalsel
    • Dispersip Kalsel
    • Pemko Banjarmasin
    • DPRD Banjarmasin
    • Pemkab Tapin
    • Pemkab Barito Selatan
  • Nasional
No Result
View All Result
  • Umum
    • Pemerintahan
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Politik
    • Religi
    • Seni Budaya
  • Kalsel
    • Banjarmasin
    • Daerah
  • Peristiwa
    • Kejadian
    • Kriminal
    • Hukum
  • Olahraga
    • Bola
    • Otomotif
  • Advetorial
    • Kementerian ATR / BPN
    • Pemprov Kalsel
    • DPRD Kalsel
    • Bank Kalsel
    • Dispersip Kalsel
    • Pemko Banjarmasin
    • DPRD Banjarmasin
    • Pemkab Tapin
    • Pemkab Barito Selatan
  • Nasional
No Result
View All Result
Seputaran.id
No Result
View All Result
  • Umum
  • Kalsel
  • Peristiwa
  • Olahraga
  • Advetorial
  • Nasional
Home Headline

Instruksi Wapres RI Penghapusan PPDB Sistem Zonasi, Begini Tanggapan Walikota Banjarmasin

Rabu, 27 Nov 2024 | 13:00 WITA
Proses PPDB beberapa waktu lalu. (foto : shn/seputaran)

Proses PPDB beberapa waktu lalu. (foto : shn/seputaran)

Bagikan Di FacebookBagikan Di TwitterBagikan Di Whatsapp

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Adanya instruksi dari Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Gibran Rakabuming Raka penghapusan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti baru-baru tadi.

Menanggapi hal itu, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, kebijakan yang dikeluarkan tentunya kembali kepada keputusan Pemerintah Pusat.

Namun, adanya sistem zonasi itu berawal dari upaya pemerintah memberikan solusi dalam pemerataan Pendidikan.

Tahun Ajaran Baru : SMPN 32 Kurang Siswa, Hanya Dapat 23 Peserta Didik Baru

Tahun Ajaran Baru : SMPN 32 Kurang Siswa, Hanya Dapat 23 Peserta Didik Baru

Rabu, 25 Jun 2025 | 21:40
Vaksin Dengue Sasar 2.500 Murid Kelas 3 dan 4 SD

Vaksin Dengue Sasar 2.500 Murid Kelas 3 dan 4 SD

Rabu, 25 Jun 2025 | 20:49
Disponsori Bank Kalsel, Pembayaran WP Bisa Melalui M-Kios

Disponsori Bank Kalsel, Pembayaran WP Bisa Melalui M-Kios

Selasa, 24 Jun 2025 | 20:27
TPAS Basirih Dapat Lampu Hijau Dibuka Kembali

TPAS Basirih Dapat Lampu Hijau Dibuka Kembali

Selasa, 24 Jun 2025 | 20:22

“Kemudian ada pro dan kontra, apakah mau kembali lagi atau diperbaiki bila ada kekurangannya,” kata Ibnu, usai HUT PGRI ke-79 dan Hari Guru Nasional, di Halaman Balai Kota Banjarmasin, Sabtu (23/11/2024).

Misalnya, lanjut dia, ada kuota khusus untuk menampung anak berprestasi di sekolah favorit, tapi tidak semuanya. “Nanti kalau tidak ada zonasi, anak-anak berprestasi dan rangking bakal tertumpuk di satu sekolah,” terangnya.

Kemudian kualitas pendidikan bakal tidak merata, karena tujuan zonasi itu memerhatikan kualitas pendidikan, guru dan sekolah terisi anak didik.

“Jadi, sekolah di tengah Kota dan di pinggiran sama kualitasnya itu diharapkan. Tapi kemudian ada yang protes, dicoba cari solusinya jangan sampai tiba-tiba balik lagi,” jelasnya.

Harusnya, kata dia, ada penyempurnaan, apabila yang sudah dilakukan, bila baik lanjutkan dan kalau ada perlu diperbaiki tinggal disempurnakan bersama-sama.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Ahmad Baihaqi mengatakan, terkait zonasi memang ada nilai positif dan negatifnya.

“Tinggal dilihat permasalahannya, apakah lebih banyak nilai positifnya atau negatifnya. Kalau memang kebijakan ini bisa diteruskan, apa yang sudah bagus untuk pemerataan dan kemajuan dunia pendidikan,” ucapnya.

Karena sekolah pinggiran yang tidak dianggap unggulan. Namun karena ada zonasi, tentunya mampu bersaing dengan sekolah unggulan di tengah kota.

“Siswanya berbaur kalau zonasi ini dan ini nilai positifnya. Kami melihat sisi positif sangat mendukung adanya zonasi,” bebernya.

Meskipun sudah menerapkan zonasi, masih banyak sekolah pinggiran yang mengalami kekurangan jumlah siswa dari Rombongan Belajar (Rombel) yang tersedia.

Hal ini disebabkan karena jumlah anak-anak usia sekolah di zonasi itu memang sedikit atau adanya perpindahan penduduk.

“Sehingga itu yang menyebabkan sekolah kekurangan siswa,” tukasnya. (shn/smr)

Tags: banjarmasinheadlinePendidikan

Baca Juga

Ketua Komisi II Pertanyakan Kinerja Perumda Pasar Baiman

Ketua Komisi II Pertanyakan Kinerja Perumda Pasar Baiman

Sabtu, 5 Jul 2025 | 12:55
DPRD Banjarmasin Segera Bahas Raperda Perubahan APBD 2025

DPRD Banjarmasin Segera Bahas Raperda Perubahan APBD 2025

Sabtu, 5 Jul 2025 | 10:37
Pesilat Walet Putih Meraih Juara

Pesilat Walet Putih Meraih Juara

Jumat, 4 Jul 2025 | 21:41
Kadisdik Banjarmasin Minta Ada Penjagaan Khusus SMPN 35

Kadisdik Banjarmasin Minta Ada Penjagaan Khusus SMPN 35

Jumat, 4 Jul 2025 | 15:35
Next Post
Sebelum Mencoblos, Ananda Minta Restu ke Ibunda HM Yamin

Sebelum Mencoblos, Ananda Minta Restu ke Ibunda HM Yamin

  • Kontak Kami
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami

PT. Seputaran Media Rezeki

No Result
View All Result
  • Umum
    • Pemerintahan
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Politik
    • Religi
    • Seni Budaya
  • Kalsel
    • Banjarmasin
    • Daerah
  • Peristiwa
    • Kejadian
    • Kriminal
    • Hukum
  • Olahraga
    • Bola
    • Otomotif
  • Advetorial
    • Kementerian ATR / BPN
    • Pemprov Kalsel
    • DPRD Kalsel
    • Bank Kalsel
    • Dispersip Kalsel
    • Pemko Banjarmasin
    • DPRD Banjarmasin
    • Pemkab Tapin
    • Pemkab Barito Selatan
  • Nasional

PT. Seputaran Media Rezeki

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist