SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin tertarik, lahan pertanian yang ada untuk dijadikan penghasil benih padi.
Bahkan, instansi tersebut siap memakai sistem penanaman dua kali, sambil mencari formulasi yang tepat untuk lahan di Banjarmasin.
Kepala DKP3 Banjarmasin Yuliansyah Effendi merasa, program penanaman dua kali dirasa cukup sulit dilakukan, karena tergantung cuaca alam di Banjarmasin. Ditambah lagi, Banjarmasin merupakan wilayah rawa dan sering terjadi pasang surut air laut.
“Di awal tahun tadi saja, kita tidak bisa melakukan penanaman karena air sedang pasang dan mengenai lahan pertanian. Hal ini menjadi kendala kita sehingga belum bisa,” tuturnya.
Seandainya, kata dia, cuaca alam sesuai musim normal, sangat mungkin penanaman dua kali dilakukan. Contohnya saja pada 2024 lalu, penanaman dua kali ini sukses dilakukan di Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur.
“Jadi untuk penanaman dua kali ini harus penyesuaian alam karena perairan kita pasang surut bukan irigasi teknis. Seandainya irigasi teknis, tiga kali mungkin bisa, kalau ini kita bergantung dengan alam,” katanya.
Meski penanaman dua kali dirasa masih sulit. Namun pihaknya tetap mencoba meneruskan program tersebut. “Terlebih, pernah berhasil dilakukan,” imbuhnya.
Sementara itu untuk benih padi, harga jualnya lebih mahal ketimbang beras konsumsi. Hal ini yang membuat pihaknya tertarik untuk beralih menjadikan Banjarmasin sebagai penghasil benih padi.
Harga jualnya bisa sampai dua kali lipat dari harga gabah lokal biasa maupun neras konsumsi, karena jenis unggul.
“Makanya kita menginginkan Banjarmasim ini sebagai penghasil benih padi baik itu siam madu dan lainnya,” ungkapnya.
Kendati demikian, Yuliansyah tak memungkiri, menanam benih padi juga tetap bergantung pada kondisi alam. Namun, paling tidak harga benih lebih mahal ketimbang beras konsumsi.
Adapun rencana ini, sudah penjajakan dengan Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai pembeli.
“Sebelum dilakukan, ya kita uji cobakan dulu dengan petani sebagai pemilik lahan. Namun, rencana ini sangat disambut antusias para petani. Terutama di Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur,” tukasnya. (shn/smr)