SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng) bersama Kementerian Keuangan Satu Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali melakukan publikasi kinerja Anggaran, Pendapatan, dan Belanja Negara (APBN) pada kegiatan Assets Liabilities Committee (ALCo) yang dilaksanakan di Aula Barito, Kanwil DJP Kalselteng.
Publikasi ALCo diselenggarakan setiap bulan dan bertujuan untuk mempublikasikan kinerja fiskal dan ekonomi pembangunan di Kalsel.
Kegiatan dihadiri Walikota Banjarmasin, perwakilan Pimpinan SKPD di wilayah Banjarmasin, Pimpinan Unit Eselon I Kemenkeu Satu Kalsel, local expert Kalsel, serta media/pers di wilayah Banjarmasin.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kanwil DJP Kalselteng Syamsinar menyampaikan penerimaan PPh Non Migas sebesar Rp2,68 triliun, mengalami kontraksi sebesar 16,29%. Penerimaan PBB sebesar Rp33,26 miliar, mengalami kontraksi sebesar 71,52%.
“Kontraksi di penerimaan PBB ini dikarenakan WP yang melakukan pembayaran selain tahun berjalan mengalami penurunan. Penerimaan PPN dan PPnBM sebesar -Rp629,99 miliar, mengalami kontraksi sebesar 134,56%, karena restitusi yang meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (sebesar Rp2,76 triliun, sedangkan penerimaan PPN dan PPnBM sebesar Rp2,13 triliun),” jelasnya.
Penerimaan dari Pajak Lainnya sebesar Rp311,53 miliar, tumbuh sebesar 8.753,76% dari penerimaan tahun lalu. Untuk realisasi pelaporan SPT Tahunan di wilayah Kalselteng, hingga 27 Mei 2025 telah mencapai 398.462 dari target 418.894, atau sebesar 95,12%.
Jika dirinci, jumlah SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi (OP) yang telah dilaporkan sebanyak 372.658, sedangkan SPT Tahunan PPh Badan tercatat sebanyak 25.804.
“Secara lebih khusus, di wilayah Kalsel telah diterima sebanyak 253.551 SPT, yang terdiri atas 236.418 SPT Tahunan PPh OP dan 17.133 SPT Tahunan PPh Badan,” jelasnya.
Syamsinar mengingatkan. untuk seluruh masyarakat senantiasa waspada terhadap segala bentuk penipuan mengatasnamakan DJP. Masyarakat diimbau untuk tidak mengunduh aplikasi atau file mencurigakan dari nomor tak dikenal, memberikan informasi data sensitif (nama ibu kandung, tanggal lahir, nomor telepon, alamat, dsb), melakukan transfer uang ke nomor rekening pribadi, atau memberikan kode unik One Time Password (OTP).
Untuk diketahui, kondisi perekonomian Kalsel sampai dengan April 2025 ini masih menunjukkan ketahanan yang cukup baik. Perekonomian di Kalsel pada Triwulan I 2025 secara yoy tumbuh 4,81%. Pertumbuhan ekonomi Kalsel ditopang oleh lapangan usaha Pertambangan dengan kontribusi 28,33%.
Beberapa indikator yang menunjukkan keadaan perekonomian Kalsel yang masih terjaga tersebut antara lain:
- Tingkat inflasi April 2025 masih terkendali dan tercatat mengalami inflasi sebesar 1,57% (yoy), lebih rendah dari Nasional yang mencapai 1,95%. Secara bulanan inflasi periode ini meningkat jika dibandingkan dengan bulan lalu yang hanya mencapai 1,03%. Komoditas penyumbang inflasi di Kalsel antara lain emas perhiasan, ikan gabus, minyak goreng, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin.
- Neraca perdagangan di Kalsel masih melanjutkan tren positifnya dengan surplus sebesar US$825,69 juta. Perlu diwaspadai, karena kondisi ini menurun 23,32% (yoy), sementara secara bulanan mengalami peningkatan 0,08% (mtm). Peningkatan surplus neraca perdagangan pada April 2025 secara bulanan disebabkan oleh nilai impor yang terkoreksi cukup signifikan sebesar – 25,38% (mtm), sedangkan nilai ekspor juga mengalami kontraksi tipis sebesar -3,32% (mtm). Peningkatan nilai ekspor pada April disebabkan oleh peningkatan volume ekspor Batubara. Dari sisi impor mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan importasi minyak petroleum, mesin pengangkut (mis. conveyor dan lift) dan kapal/kendaraan air seperti kapal feri, kapal kargo, kapal tongkang.
Target pendapatan APBN Kalsel 2025 ditetapkan sebesar Rp22,02 triliun. Sampai dengan Februari 2025, kinerja APBN dari sisi pendapatan telah terealisasi sebesar Rp3,34 triliun atau 15,16% dari target. Capaian ini mengalami kontraksi 44,49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penerimaan perpajakan mendominasi pendapatan negara. Dari sisi belanja negara, dari pagu sebesar Rp37, 86 triliun, telah terealisasi sebesar Rp10,11 triliun atau 26,71% dari pagu. Realisasi belanja negara tersebut terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar Rp2,0 triliun atau 20,13% dari pagu, sedangkan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp8,11 triliun atau 29,06%.
Pada 2025, pagu untuk belanja APBN di Kalsel menurun 9,19%. Penurunan pagu tersebut turut berkontribusi pada melambatnya pertumbuhan belanja APBN di Kalsel – Maret 2025. Jenis Belanja TKD masih mendominasi struktur belanja APBN di Kalsel dengan kontribusi 80,18% dari total belanja APBN.
Di tengah implementasi kebijakan efisiensi anggaran, kinerja penyerapan belanja APBN terus dijaga agar terus memberi dampak positif bagi perekonomian Kalsel. (smr)