SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Musibah kebakaran di Banjarmasin yang terjadi beberapa tahun terakhir ada peningkatan.
Berdasarkan catatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Banjarmasin, mulai pada 2021 ada sebanyak 97 kasus kebakaran dan 295 kasus rescue atau penyelamatan.
Sekretaris DPKP Banjarmasin Muhlis Ridha, di Kantor DPKP Banjarmasin, kemudian di 2022, kasus kebakaran ada 106 dan kasus rescue sebanyak 506.
“Sedangkan diawal tahun ini sudah ada 11 kasus dan kasus rescue sekitar 36. Kondisi ini tentu memprihatinkan bila melihat tingginya kasus kebakaran,” katanya.
Menurut dia, setiap tahunnya musibah kebakaran ini terjadi sekitar 100 kasus dan dalam sepekan ada 2 kasus.
“Kemudian, kebakaran ini rata-rata terjadi pada pemukiman padat warga Banjarmasin. Wilayah Banjarmasin Utara dan Selatan yang paling banyak dilaporkan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, hampir semua musibah kebakaran ini diduga karena korsleting listrik.
Sementara itu, Kabid KebakaranKebakaran DPKP Banjarmasin Misran mengatakan, hampir semua rumah yang terbakar adalah berbahan kayu.
“Munculnya kebakaran karena adanya barang yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, kain dan lainnya. Kemudian pemicunya api karena dari korsleting listrik,” tuturnya.
Menurut dia, masih banyak warga Banjarmasin yang belum mengerti cara mengamankan barang kelistrikannya.
Contohnya kaya kabel kulkas, TV, AC dan magic com atau alat yang arus listriknya digunakan secara terus menerus.
“Tentu ini terjadi karena lemahnya pengetahuan masyarakat tentang pengamanan kelistrikan di rumahnya,” ujarnya.
Melihat hal itu, pihaknya bakal melaksanakan sosialisasi pencegahan kebakaran yang masif atau terus-menerus
“Sosialisasinya diberikan pengetahuan bagaimana menjaga keamanan kelistrikan di rumah. Karena penyebab terbesar kebakaran keamanan listrik. Tak hanya warga yang diberikan pemahaman tentang mencegah musibah kebakaran tapi petugas juga,” tukasnya. (shn/smr)