SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Sebagai pertanggungjawaban atas kinerja sepanjang 2023 dan untuk penetapan garis besar kebijakan 2024, Bank Kalsel mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2023 dan RUPS Luar Biasa (LB) Tahun 2024 di Hotel Rattan In Banjarmasin, Rabu (31/1/2024).
Acara ini dihadiri oleh para pemegang saham, termasuk Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Walikota, Bupati, dan perwakilan dari 13 Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalsel selaku pemegang saham.
Seluruh pemegang saham sepakat menerima Laporan Pengawasan, Laporan Permodalan, dan Pembagian Laba/Hasil
Usaha, termasuk dividen, yang disampaikan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Bank Kalsel.
Dalam laporan pertanggungjawaban Direksi untuk tahun buku 2023, Direktur Utama Bank Kalsel Fachrudin mengungkapkan, pencapaian kinerja yang gemilang 2023 serta rasa optimisme menghadapi 2024 dengan pencapaian yang lebih baik.
Ini sejalan dengan misi Bank Kalsel
untuk memperkuat ekonomi daerah di Kalsel.
Fachrudin menyatakan, pada 2023, Bank Kalsel berhasil mencapai target dan mengalami pertumbuhan bisnis yang sesuai dengan harapan meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.
“Tahun ini harus menjadi lebih baik, terutama karena kita memproyeksikan bahwa
Bank Kalsel pada tahun 2024 akan mampu mencapai Modal Inti Minimum (MIM) sebesar Rp3 triliun, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK),” ujarnya.
Bank Kalsel telah menyiapkan skenario pemenuhan MIM, termasuk dengan penyusunan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang mencakup penetapan besaran laba dan pembentukan cadangan yang mencukupi.
“Kami telah berkoordinasi dengan seluruh
Pemerintah Daerah sebagai pemegang saham untuk menambahkan setoran modal. Untuk menjaga pencapaian skenario, kami juga harus memastikan bahwa kinerja tetap baik, memastikan pencapaian laba, dan memenuhi komitmen penambahan modal dari Pemegang Saham sesuai Peraturan Daerah yang telah disusun,” tegas Fachrudin.
Dalam RUPS kali ini, Bank Kalsel melaporkan kinerjanya selama 2023. Aset mencapai
Rp23,74 Triliun, tumbuh 11,19 persen, dan mencapai target RBB 2023 sebesar 98,56 persen. Kredit dan pembiayaan mencapai Rp14,78 triliun, tumbuh 7,52 persen, dengan pencapaian target RBB 2023 sebesar 97,75 persen.
Selanjutnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp17,58 triliun, tumbuh 3.54 persen, dengan pencapaian target RBB 2023 sebesar 98,30 persen. Giro mencapai Rp8,56 Triliun, tumbuh 22,91 persen, dengan pencapaian target RBB 2023 sebesar 99,68 persen.
Kemudian tabungan mencapai Rp5,52 triliun, tumbuh 18,24 persen, dengan pencapaian target RBB 2023 sebesar 113,82 persen. Modal Inti mencapai Rp2,75 triliun, tumbuh 21,24 persen, dengan pencapaian target RBB 2023 sebesar 101,58 persen.
Dengan laba (sebelum pajak) mencapai Rp339,73 Miliar, tumbuh 4,76 persen, dengan pencapaian target RBB 2023 sebesar
93,93 persen.
Selama 2023, Bank Kalsel berhasil menekan pertumbuhan Rasio Non Performing Loan
(NPL) di bawah batas atas yang ditetapkan yaitu 5 persen, dengan NPL gross di 2023 sebesar 3,24 persen. Kondisi NPL atau kredit macet di Bank Kalsel dinilai masih tetap terjaga hingga saat ini.
Menyangkut kewajiban Bank Kalsel untuk memenuhi ketentuan regulator terkait Modal Inti Minimum (MIM) sebesar Rp3 triliun, Bank Kalsel berhasil mencatatkan modal inti sebesar Rp2,75 triliun per Desember 2023. Nilai ini meningkat dibandingkan 2022 yang hanya sebesar Rp2,26 triliun.
Lantas, Fachrudin lebih jauh sangat optimis, Bank Kalsel pada HUT ke-60 dalam tahun ini akan sudah mampu memenuhi MIM Rp3 triliun.
Komisaris Utama Bank Kalsel Hatmansyah, menyampaikan rasa optimis dan dukungan terhadap manajemen Bank Kalsel dalam menghadapi 2024.
“Saya yakin Bank Kalsel siap mencapai
target yang telah ditetapkan untuk 2024,” tuturnya.
Ia melanjutkan, penerapan tata kelola yang konsisten dan terarah diharapkan mampu mendorong Bank menjadi lebih baik.
Bahkan, Bank Kalsel senantiasa mengembangkan dan meningkatkan budaya perusahaan yang kondusif dalam rangka penguatan atas penerapan Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan Bank, mulai dari para Pemegang Saham, jajaran Dewan Komisaris dan Direksi, serta seluruh karyawan.
“Hal ini tercermin dari nilai Tingkat Kesehatan Bank (TKB) Bank Kalsel yang berada diperingkat 2 selama 3 tahun terakhir. Itu semua tentu menjadi faktor kekuatan Bank Kalsel untuk tumbuh dan berkembang menjadi lebih maju lagi,” sebut Hatmansyah.
Sementara itu, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor mengapresiasi, Bank Kalsel sebagai Badan Usaha milik Pemerintah Daerah yang berhasil bertransformasi.
Ia pun mengharapkan, kepada Dewan Komisaris melakukan pengawasan
dengan cara yang lebih efektif, agar Bank Kalsel dalam proses bisnisnya dapat mendukung ekonomi daerah, serta Jajaran Direksi lebih memperhatikan benar-benar langkah dan strategi untuk mendukung penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor, saya berharap kepada Bank Kalsel terus berinovasi baik dalam pelayanan perbankan maupun manajemen sumber daya manusia. Kedua hal ini sangat menentukan efektivitas proses bisnis, di mana Bank Kalsel memiliki peran sentral
dan strategis dalam mendorong pertumbuhan perekonomian dan akselerasi pembangunan di Kalsel,” pungkasnya. (adv/smr)