SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Mendukung program Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD), Bank Kalsel terus memperkuat kontribusinya melalui berbagai inovasi layanan digital.
Dukungan ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam mempercepat digitalisasi transaksi keuangan dan mendukung inklusi keuangan di masyarakat.
Tentunya hal ini tidak terlepas dari arahan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor disapa Paman Birin yang selalu menekankan pentingnya digitalisasi dalam sistem pembayaran masyarakat.
Direktur Utama Bank Kalsel Fachrudin, menegaskan bahwa Bank Kalsel siap mendukung setiap inisiatif yang mendorong percepatan digitalisasi di berbagai sektor.
“Sebagai mitra pemerintah daerah, Bank Kalsel berkomitmen menyediakan solusi pembayaran yang lebih cepat, aman, dan efisien melalui berbagai kanal digital yang telah kami kembangkan,” ujar Fachrudin.
Berikut adalah berbagai layanan digital yang telah dikembangkan oleh Bank Kalsel sebagai wujud nyata dukungan terhadap P2DD:
- Layanan Teller Bank – Bank Kalsel telah menyediakan fasilitas penerimaan pembayaran pemerintah daerah (Pemda) melalui loket teller, baik dalam bentuk tunai maupun non-tunai (pinbuk dan cek/giro).
- Mobile Banking “AKSEL” – Fasilitas mobile banking ini mendukung berbagai pembayaran seperti E-Samsat, PBB, PDAM, perizinan, pajak daerah, BPHTB, KIR, hingga retribusi daerah.
- Kolaborasi dengan E-commerce – Bank Kalsel bekerja sama dengan platform e-commerce seperti GoPay, Tokopedia, LinkAja, OVO, BliBli, DANA, Indomart, serta perbankan lainnya seperti UOB, BTN, dan Signal (e-Samsat), guna memudahkan masyarakat dalam pembayaran PBB dan pajak kendaraan.
- Mesin ATM & CRM – Terdapat 291 unit mesin ATM dan CRM Bank Kalsel yang tersebar di seluruh wilayah Kalsel untuk memfasilitasi pembayaran non-tunai.
- Pengembangan EDC – EDC Bank Kalsel dioptimalkan untuk mendukung pencatatan pajak Horeca (hotel, restoran, cafe) serta penerimaan retribusi (parkir, pasar, sampah, tiket, dll).
- QRIS Bank Kalsel – Dengan QRIS, pembayaran menggunakan kode QR dari semua bank dan lembaga non-bank dapat dilakukan, termasuk untuk transaksi non-tunai oleh Pemda.
- Aksel Card Bank Kalsel – Produk uang elektronik co-branding dengan Brizzi ini memungkinkan masyarakat melakukan pembayaran non-tunai, seperti parkir, penyeberangan, dan transportasi umum.
- Virtual Account – Fasilitas virtual account yang terintegrasi dengan aplikasi milik Pemda, memungkinkan pelaporan pembayaran diterima secara real-time dan dapat dibayarkan melalui kanal transfer bank manapun.
- PPOB Bank Kalsel – Melalui PPOB, Bank Kalsel mendukung pembayaran untuk E-Samsat, PBB, PDAM, perizinan, pajak daerah, BPHTB, KIR, serta retribusi daerah.
- Internet Banking Bisnis (IBB) – Aplikasi yang digunakan Pemda untuk melakukan pengeluaran secara non-tunai dan real-time ini telah diterapkan di seluruh kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan.
- Cash Management System Pemda – Bank Kalsel menyediakan sistem yang terhubung dengan sistem pengelolaan keuangan Pemda untuk pencairan SP2D dan pembayaran pajak.
- CMSP DESA – Aplikasi ini terintegrasi dengan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes Link) milik Kemendagri Ditjen Bina Pemerintahan Desa, mendukung tata kelola keuangan desa yang lebih efektif.
- SIPD – Bank Kalsel mengembangkan integrasi Host to Host dengan aplikasi SIPD milik Kemendagri untuk pengelolaan pengeluaran Pemda secara real-time.
- Kerja Sama Co-Branding KKPD/KKI – Bank Kalsel bekerjasama dengan Bank BUMN dalam mendukung transaksi non-tunai pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah.
Menurut Fachrudin, keberhasilan digitalisasi di Kalimantan Selatan tidak hanya mempercepat arus transaksi, tetapi juga mendukung inklusi keuangan, memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat yang belum terlayani oleh perbankan.
“Penghargaan sebagai TP2DD Provinsi Terbaik Wilayah Kalimantan yang diterima oleh Gubernur Kalsel dalam Rakornas P2DD 2024 di Jakarta pada 23 September 2024 adalah bukti nyata komitmen Pemerintah Provinsi dan Bank Kalsel dalam mempercepat digitalisasi daerah dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Banua,” tukas Fachrudin. (adv/smr)