SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel kembali mendatangkan penulis nasional Ary Nilandari untuk mengisi workshop dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional 2023 dan HUT ke-43 Perpusnas RI.
Kegiatan dirangkai dengan Meet and Greet Ary Nilandari. Dan pada peringatan Hari Buku Nasional itu, ada sebanyak 46 murid kelas 1,2 dan 3 SDN Alalak Tengah 1 didampingi guru mengunjungi Perpustakaan Palnam Dispersip Kalsel.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie mengatakan, melalui kegiatan ini pihaknya ingin berbagi pengetahuan dan memaksimalkan peran perpustakaan dalam membangun budaya literasi kepada orang tua dan juga guru.
“Orang tua dan guru adalah dua elemen penting dalam literasi anak. Literasi anak didapatkan melalui literasi di bangku sekolah dan literasi keluarga. Sehingga perlu kolaborasi antara orang tua dengan guru sebagai pemandu perjalanan literasi anak,” katanya, Rabu (17/05/2023).
Lebih jauh Nurliani mengungkapkan, mendatangkan penulis nasional sendiri merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh pihaknya untuk membantu mempromosikan minat baca dan literasi kepada masyarakat Banua.
“Kita sering mendatangkan penulis atau pendongeng nasional, bukan hanya kali ini saja. Bahkan pada Juni mendatang kami berencana mendatang Andi Arsyil ke Perpustakaan Palnam untuk mempromosikan perpustakaan dan minat baca,” tutur Nurliani.
Sementara itu, Ary Nilandari mengatakan, pada kesempatan ini dirinya ingin berbagi bagaimana memilih buku yang baik untuk perkembangan literasi anak.
“Anak-anak itukan kalau ketemu buku yang tidak cocok takutnya dia akan trauma dan susah untuk menumbuhkan minat bacanya,” tutur Ary.
Ary menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua agar anak usia dini menyukai buku, di antaranya mengenali karakter anak, mengenali bacaan anak, dan pakai metode dan waktu yang tepat.
“Untuk karakter anak, para orang tua pasti sudah tau, sedangkan untuk buku orang tua bisa menyesuaikan visual dan teks dari buku bacaan dengan usia anak. Sementara untuk metode, jangan sampai membaca atau menulis itu dijadikan hukuman bagi anak-anak, karena itu bisa menimbulkan rasa trauma pada anak dan mereka tidak suka membaca,” tuturnya.
Untuk itu, orang tua dan guru harus memperhatikan minat atau hobi anak-anak untuk menentukan bahan bacaan yang cocok bagi anak.
“Jika anak-anak sudah ketemu buku yang cocok dengannya, maka buku-buku dengan tema yang lain akan mudah mereka terima,” ungkap Ary.
Pada kesempatan ini, ia juga ingin berbagai ilmu kepada para guru agar para guru pendidik bisa membuat materi bacaan sendiri.
“Saya juga ingin para guru bisa menulis materi bacaan sendiri, jika ada tema yang sulit atau tidak ada diluar sana, sebaiknya para guru membuatnya sendiri,” tukasnya. (sdy/smr)