SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Rombongan Komisi III DPRD Banjarmasin dibuat tercengang saat meninjau kondisi dinding beton penahan oprit Jembatan Gantung Cusa di sisi Sungai Andai. Struktur yang menghubungkan kawasan Cemara Ujung dan Sungai Andai itu tampak ambruk dan mengalami kerusakan cukup parah.
Ironisnya, proyek jembatan gantung tersebut belum sepenuhnya rampung. Namun sejumlah bagian, terutama dinding penahan oprit, sudah menunjukkan kerusakan bahkan ada yang roboh. Kondisi ini langsung menjadi sorotan Komisi III yang mempertanyakan kualitas pekerjaan konstruksi.
Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, M. Ridho Akbar, mengaku kecewa melihat kerusakan yang muncul sebelum jembatan difungsikan.
“Banyak bagian pekerjaan tahap pertama yang sudah rusak, padahal jembatannya belum digunakan masyarakat. Ini sangat memprihatinkan,” ujarnya usai kunjungan lapangan, Senin (1/12/2025).
Ridho menegaskan bahwa kerusakan tersebut tidak bisa dianggap sebagai akibat semata dari faktor alam atau kondisi tanah rawa di tepi sungai. Ia menilai, persoalan itu justru mengindikasikan lemahnya kajian teknis dan perencanaan awal proyek.
Politisi Golkar tersebut meminta Dinas PUPR Kota Banjarmasin selaku pelaksana proyek agar segera melakukan evaluasi menyeluruh.
“Laporan menyebutkan tahap pertama selesai Desember ini. Tapi kondisinya sudah banyak yang ambruk. Ini yang membuat kita kecewa,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Ridho juga menyoroti besarnya anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan jembatan model gantung tersebut. Total dana yang dialokasikan Pemkot Banjarmasin mencapai Rp36 miliar, terdiri dari tahap pertama Rp12 miliar, tahap kedua Rp10 miliar, dan tahap ketiga Rp2,3 miliar. Selain itu, pemerintah kota masih menyiapkan anggaran finishing sebesar Rp14 miliar.
Dengan total dana sebesar itu, Ridho mempertanyakan efektivitas konsep pembangunan yang dikerjakan secara bertahap dalam waktu panjang.
“Dengan dana sebesar itu, harusnya bisa dibangun jembatan permanen yang lebih kokoh dan dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Kenapa harus memilih jembatan model gantung?” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, tidak menampik adanya kerusakan tersebut. Ia menjelaskan bahwa struktur tanah rawa yang labil serta posisinya yang berada tepat di tepi sungai menyebabkan bangunan di atasnya rentan bergeser.
“Memang dipengaruhi kondisi lahan. Namun bagian-bagian yang bergeser akan segera kami perbaiki. Saat ini proyek masih dalam tahap pemeliharaan,” ucapnya singkat.
Suri memastikan pihaknya akan berkoordinasi dengan konsultan dan kontraktor untuk memastikan seluruh perbaikan dilakukan sesuai standar teknis, sehingga jembatan dapat berfungsi dengan aman ketika selesai nanti. (sna/smr)









