SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Para anak panti atau penghuni 33 Panti Asuhan di Banjarmasin terpaksa harus sabar. Pasalnya, sejak 2025 tadi, tidak mendapat bantuan konsumsi dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.
Puluhan Panti Asuhan di Banjarmasin tak hanya kekurangan dana operasional, tetapi juga minim anggaran konsumsi.
Kondisi ini disampaikan Anggota Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Banjarmasin Abdul Khair, pada peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial di Hotel Nasa Banjarmasin, Selasa (9/12/2025).
Ia mengungkapkan, tahun ini pihaknya tidak lagi menerima bantuan konsumsi untuk anak yatim, yang sebelumnya rutin diberikan.
“Sejak setahun yang lalu bantuan itu tidak ada. Informasinya karena keterbatasan anggaran,” ungkap.
Namun, Abdul Khair heran lembaga sosial lain seperti Karang Taruna masih dapat bantuan. “Kami berharap ini bisa jadi perhatian oleh pemerintah,” katanya.
Menurutnya, ada sekitar 600 anak panti sangat bergantung pada perhatian Pemko Banjarmasin, terutama di tengah melemahnya dukungan dari donatur swasta.
Dalam kondisi ekonomi sekarang, donatur dari pihak swasta tidak bisa terlalu bisa diharapkan lebih. “Karena itu, kami berharap kepedulian dan perhatian dari pemerintah,” keluhnya.
Abdul Khair menyebut, bantuan konsumsi yang pernah diterima beberapa tahun lalu jumlahnya relatif kecil. Hanya sekitar Rp3 ribu lebih per anak per hari, sementara di Kabupaten lain ada yang sampai Rp30–40 ribu per hari.
“Tapi kami maklum, mungkin karena jumlahnya banyak. Namun sejak tahun lalu bukan naik, malah dihilangkan anggarannya dan tega sekali,” jelasnya.
Ia menyatakan, Anak panti tidak hanya membutuhkan pendidikan, pembinaan mental dan keterampilan, tetapi juga perlu makan.
Ia khawatir, panti-panti yang biasanya menerima bantuan itu bisa tutup, bahkan prihatin akan menimbulkan masalah sosial baru jika tahun depan masih tidak menerima bantuan.
Info dari Dinas Sosial (Dinsos), puluhan Panti Asuhan itu sudah mengajukan permohonan bantuan, tetapi di rencana kerja dan anggaran tidak ada. “Ini yang kami pertanyakan, kemana hati nurani para pejabat dan masa anak yatim dikesampingkan,” ketusnya.
Abdul Khair hanya tidak mau berdampak pada dikurangi penghuni anak yatim di Panti Asuhan. Sebab, nanti membuat pemerintah daerah sulit dan tambah pusing. “Bukan tidak mungkin, permasalahan sosial akan timbul akibat dari itu tadi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Banjarmasin Nuryadi mengatakan, ada kontribusi bantuan konsumsi pada 2023 dan 2024 pada panti asuhan. “Ada sekitar 3 ribu bantuan konsumsi tiap panti asuhan,” jelasnya.
Hanya saja, pada tahun lalu ada kendala dipersiapan perencanaan, yang tidak termasuk anggaran wajib dilakukan. Sehingga tiap tahun itu membuat nota dinas persetujuan pimpinan.
“Tahun ini sudah kami buat dan anggaran telah dimintakan,” ujarnya.
Nuryadi mengakui, memang ada keterbatasan anggaran, sehingga disetujui hanya Rp200 juta. Sedangkan idealnya diperlukan Rp1,2 miliar untuk bantuan 33 panti asuhan.
“Kami akan koordinasi lagi, semoga bisa ditambah dan dapat bisa teratasi sehingga membantu logistik panti asuhan yang ada di Banjarmasin,” tukasnya. (shn/smr)








