SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Bersama binaan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin berhasil melakukan panen ubinan pada padi varietas unggul Mekongga ke-2 di lahan yang terletak di kawasan Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur.
Kepala DKP3 Banjarmasin Yuliansyah Effendi mengatakan, selama 4 bulan ditanam hasil ubinan panen mencapai 2,8 kg per ubinan yang setara dengan produktivitas mencapai 4,48 ton per hektare.
“Hal ini merupakan keberhasilan dari demplot padi percontohan percepatan tanam yang telah dimulai sejak tanam pada 23 November 2023 seluas 2 hektare,” ujarnya.
Dia menuturkan, hasil ini sebagai usaha intesifikasi tanam yang diterapkan oleh Gapoktan Karya Bersama dan patut diapresiasi, karena di luar kebiasaan tanam padi masyarakat setempat.
“Keberhasilan panen ini juga menjadi ajang edukasi bagi petani di Banjarmasin Timur dan Kecamatan lainnya di Banjarmasin, untuk menerapkan teknik tanam varietas unggul dan pola tanam dalam usaha tani mereka,” ujarnya.
Sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan di wilayah ini atau IP 2.
Kemudian atas keberhasilan itu, pihaknya mengimbau para petani untuk melakukan penanaman padi varietas unggul ini sebanyak 2 kali dalam setahun.
“Apalagi sudah dicobakan di Banjarmasin bisa menanam 2 kali.Dari hasil panen 2 hektare padi mekongga ini, setidaknya dapat menghasilkan padi sebanyak 8,96 ton,” jelasnya.
Ke depan pihaknya juga berencana menanam 2 kali dalam setahun, dengan varietas unggul lain yakni Siam Madu yang tekstur hampir sama dengan beras unus atau siam lainnya. Karena agak pera bukan pulen.
“Kita cobakan Insyallah tahun ini dengan bantuan Provinsi Kalsel dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) yakni menanam sebanyak 20 hektare,” pungkasnya.
Sementara itu, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengapresiasi keberhasilan Gapoktan Karya Bersama yang melakukan panen pada padi varietas unggul Mekongga.
Menurutnya, hal ini merupakan keberhasilan dari demplot padi percontohan percepatan tanam yang bisa diaplikasikan ke masyarakat.
“Kalau misal stok pangan kita bagus dan berhasil di lahan produktif, kita bisa menjadi penyangga pangan Banjarmasin. Tak hanya itu, keberhasilan tanam panen bibit unggul itu bisa mencegah inflasi di Kota Seribu Sungai. Terutama di makanan pokok kita seperti beras,” sebutnya.
Sehingga lahan produktif di Banjarmasin tidak dipakai semua untuk pemukiman, tapi juga untuk pertanian.
“Sesuai ketentuan, Banjarmasin memiliki lahan dengan luas 5 hektare dan kerjasamakan dengan masyarakat dengan luas 20 hektare. Lahan tersebut diuji cobakan tanam 2 kali setahun,” jelasnya.
Dikatakannya, lahan pertanian yang masih tersisa di Banjarmasin, yakni ada di kecamatan Banjarmasin Selatan dan Timur, dengan luasan 2.700 hektare. Rinciannya 1.700 hektare di Banjarbaru Selatan dan sisanya di Banjarmasin Timur.
“Saya kira itu bisa dimanfaatkan dengan melakukan penanaman dibantu bibitnya dari Pemerintah Kota (Pemko) dan masyarakat yang menanam serta merawatnya. Mudah-mudahan ini bisa menjadi lumbung pangan kita juga,” tukasnya. (shn/smr)