SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Dari 460 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Banjarmasin sudah terbentuk 264 PAUD Holistik Integratif (HI).
Meningkatkan jumlah pembentukan PAUD HI digelar Sosialisasi dan Pendampingan Pembentukan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) Banjarmasin 2024, dengan Tema “Sukseskan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif Menuju PAUD Berkualitas”, di Hotel Banjarmasin Internasional (HBI), Jumat (30/8/2024).
Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, kegiatan ini merupakan program dari Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin, agar PAUD di Banjarmasin berkualitas.
“Diharapkan dengan guru yang berkualitas, anak didik kita juga. Ketika meneruskan ke jenjang berikutnya sudah siap untuk belajar membaca, menulis dan bermain,” ungkapnya.
Ibnu menyebut, hal lain yang penting, agar kesejahteraan guru PAUD atau tenaga pendidik diperhatikan. Sebab, dari periode pertama menjabat sebagai walikota, honor guru PAUD hanya Rp 250 ribu dan sekarang sudah Rp1 juta.
“Di Banjarmasin ada 1.500 Guru PAUD. Dan itu terbanyak se-Kalimantan Selatan (Kalsel),” ujarnya.
Ia juga berharap, dengan meningkatnya kualitas pendidikan, maka generasi penerus semakin berkualitas dan siap menghadapi era digital ke depannya. “Jadi kompetensi itu harus dimiliki oleh guru-guru,” jelasnya.
Dia tidak mau, dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN), warga Kalimantan khusunya Kalimantan Selatan tersingkirkan karena tidak punya kualitas.
“Sehingga perlu dipikirkan tidak hanya 5 tahun, tapi 10 tahun hingga 20 tahun yang akan datang,” ucapnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Banjarmasin Hj Siti Wasilah menginginkan, kegiatan ini bisa menambah kualitas PAUD, dalam konteks mengembangkan kemampuan anak usia dini.1
“Jadi, PAUD itu tidak hanya pendidikan, bermain, bernyanyi, belajar berhitung dan menulis pada saatnya nanti, tapi kesehatan perlu diperhatikan juga. Dengan cara harus sehat dan tumbuh berkembang dengan baik. Selain itu, mendidik anak bukan cuma PAUD, ada juga kerjasama dengan orangtua,” sebutnya.
Menurutnya, holistik itu mencakup semua aspek baik pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, perlindungan, pencegahan kekerasan dan administrasi kependudukan. “Jadi beban Guru PAUD ini besar, dengan PAUD HI ingin mendorong lembaganya bisa mencapai target itu,” jelasnya.
Dengan begitu, kata dia, kualitas guru akan ditingkatkan kemudian anak PAUD tumbuh dan berkembang lebih baik.
“Adapun PAUD yang telah terbentuk HI, ada 264 lembaga dan masih ada sekitar 196 yang belum. Karena kita memiliki 460 PAUD se-Banjarmasin dan itu terbanyak se-Kalsel,” tuturnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Disdik Banjarmasin Edy Junaidi mengatakan, kegiatan telah dilaksanakan sejak 2021 sampai sekarang.
Menurutnya, tujuan PAUD HI, untuk mewujudkan PAUD yang berkualitas. Dan PAUD berkualitas memiliki semua aspek yang dibutuhkan oleh anak.
“Ada empat aspek, yakni pendidikan, kesehatan, perlindungan dan kesejahteraan. Ini merupakan kebutuhan esensial yang harus didapatkan oleh anak, kita sebagai pemerintah wajib untuk mengakomodir,” paparnya.
Kemudian, urainya, mekanisme untuk terbentuk PAUD HI ada delapan indikator. Di antaranya harus memiliki kelas parenting, ada kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sanitasi, identitas anak dan lainnya.
“Apabila telah terpenuhi dari delapan indikator, maka bisa di Surat Keputusan (SK) kan menjadi PAUD HI. Tentunya, persyaratan yang ditetapkan diupload di Dapodik. Makanya kita harus selalu kerjasama dan kolaborasi semua lintas sektor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Paling lama satu bulan sudah dokumen terdokummentasi dengan rapi, jadi PAUD HI,” tukasnya. (shn/smr)