Site icon Seputaran.id

Simulasi Unjuk Rasa Berujung Ricuh Tolak Hasil Pemilu

Simulasi aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di halaman Pemko Banjarmasin. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Menolak hasil Pemilu yang ditetapkan KPU, unjuk rasa berujung ricuh hingga aksi pembakaran dan ancaman peledakan bom terjadi.

Namun aksi massa tersebut berhasil diadang dan dipukul mundur para petugas dengan menyemprotkan air dari Mobil Water Canon. Termasuk bom yang berhasil dijinakkan petugas.

Nah, begitu lah suasana Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dalam rangka mewujudkan Pemilu Damai Tahun 2024 di Banjarmasin, yang digelar di Halaman Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin, Senin (21/8/2023).

Sebelum simulasi itu, diawali dengan apel, pengaturan lalu lintas, patroli baik kendaraan mobil roda empat. Kemudian diperagakan mulai dari tahapan persiapan Pemilu (Pemilihan Umum) berupa distribusi surat suara, masa kampanye, masa tenang, pemungutan suara, penetapan hasil dan pemungutan suara.

Dan puncaknya adanya situasi unjuk rasa dari pihak yang menentang hasil Pemilu 2024 di KPU Banjarmasin.

Di sela itu, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, Pemilu merupakan tonggak penting dalam perjalanan demokrasi suatu negara.

“Pemilu merupakan momen yang krusial sehingga keamanan dan ketertiban harus menjadi prioritas yang paling utama,” ujarnya.

Selain itu, Banjarmasin sebagai gerbang IKN dan pusat dari aktivitas masyarakat yang beragam, memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa proses Pemilu berlangsung dengan aman, tertib dan damai.

Hal ini menjadikan peran aparat keamanan dan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga stabilitas dan kedamaian lingkungan tidak bisa diabaikan.

Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi semua pihak yang berkontribusi serta ambil bagian dalam merencanakan dan mempersiapkan sistem pengamanan Pemilu 2024 mendatang.

“Keberhasilan dan keamanan Pemilu menjadi tanggung jawab bersama, sehingga kita semua perlu bersatu padu untuk menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi ini,” ujarnya.

Dia mengimbau, kepada seluruh aparat keamanan di Banjarmasin untuk dapat menjalankan tugas di lingkungannya masing-masing dengan tulus, ikhlas dan berdedikasi tinggi.

Sebab, kebersamaan dan koordinasi yang baik serta tranfaransi dalam komunikasi merupakan kunci keberhasilan, guna menjaga situasi yang kondusif di Banjarmasin.

Baginya, dengan kesiapan yang matang dan semangat yang tinggi, akan dapat menjalani rangkaian kegiatan Pemilu 2024 dengan lancar dan sukses.

“Mari junjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan, serta saling menghormati pilihan satu sama lain.Mudah-mudahan, apel ini dapat menjadi langkah awal yang kokoh menuju Pemilu damai dan berintegritas di 2024 mendatang,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Selatan (Kalsel) Irjen Pol Andi Rian Djajadi mengatakan, Sispamkota Banjarmasin yang digelar Polresta bersama-sama dengan seluruh Unsur Forkopimda Banjarmasin ini sengaja dilakukan.

Sebab, untuk menguji Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ada sekaligus juga mengevaluasi kesiapan seluruh personil yang akan dilibatkan dalam pengamanan Pemilu 2024 mendatang.

“Saya berharap dengan dilakukannya simulasi ini sekaligus memberikan masukan kepada seluruh pemangku kepentingan tidak hanya bagi aparat keamanan tetapi juga pelaksana dan pengawas Pemilu,” katanya.

Ia menyatakan, kegiatan secara bertahap akan dilaksanakan di tiap Kabupaten/Kota di Kalsel oleh Polres masing-masing.

“Kita tahu bersama Pemilu kali ini yang akan diselenggarakan serentak. Jadi semua bersama-sama tiap wilayah harus memiliki kekuatan yang maksimal dan optimal untuk pengamanan. Oleh karena itu, simulasi ini menjadi bagian untuk menilai hal tersebut,” katanya.

Ia bersyukur, secara nasional Kalsel tidak menjadi bagian dianggap rawan. Tetapi, tegasnya, jangan menjadikan underestimate (meremehkan) tetap mengantisipasi.

Menurutnya, kerawanan-kerawanan yang ada di Kalsel ini mungkin untuk jangkauan, karena ada beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berada di atas gunung yang jarak tempuhnya cukup panjang. Tentu itu perlu disiapkan personil dan pengamanan.

“Personil yang diturunkan, kalau kekuatan yang normal 2/3 bila kekuatan Polda sekitar 9 ribu berarti dikerahkan untuk pengamanan Pemilu 7 ribu seluruh Kalsel,” tukasnya. (shn/smr)