SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Diduga sebanyak 212 merek beras diduga dioplos dan dianggap sebagai pelanggaran standar mutu.
Temuan ini merupakan hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan bersama Satgas Pangan Polri dan Tim Kementerian Pertanian (Kementan)
Modus yang digunakan tidak hanya merugikan konsumen secara kualitas, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai Rp99 triliun per tahun.
Berdasarkan data Satgas Polri dan Kementan RI, adapun beras yang diduga dioplos memiliki label merek, di antaranya, Sania, Sovia, Fortune dan Siip diproduksi oleh Wilmar Group, lalu Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food Station, Setra Pulen milik Food Station Tjipinang Jaya, serta Raja Platinum, Raja Ultima milik PT Belitang Panen Raya. Ada juga Ayana diproduksi oleh PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).
Merek-merek ini disebut sebagai contoh dari 212 merek beras yang akan diumumkan secara resmi dan bertahap kepada publik. Beberapa di antaranya bahkan sudah ditarik dari peredaran oleh sejumlah ritel modern, karena viral di media sosial (Medsos).
Atas temuan itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Banjarmasin langsung melakukan Sidak di lapangan dan ditemui ada beberapa beras premium kemasan yang diduga oplosan, pada Kamis (17/7/2025).
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Banjarmasin Faisal Aqly beberapa beras premium kemasan yang diduga oplosan itu berdasarkan daftar produsen beras hasil investigasi Kementan dan Satgas Pangan Polri baru-baru tadi.
“Jadi tadi kami temui ada beberapa beras merek premium yang diduga oplosan oplosan yang beredar diritel modern yang ada di Banjarmasin,” ungkapnya.
Dari hasil temuan ini, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan uji lab untuk beberapa sampel beras premium dugaan oplosan tersebut.
Ia menyatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banjarmasin dan Satgas Pangan Banjarmasin, terkait temuan ini.
Lantas, apakah beras premium kemasan tersebut akan ditahan atau ditarik dari peredaran? Faisal Aqly tak memberikan jawab pasti.
Namun, ia menyatakan, beberapa merek beras dugaan oplosan itu telah ditandai pihaknya. “Jadi yang pasti temuan hari ini kami tandai dulu,” ujarnya.
Adapun dilakukan Sidak ini, merupakan inisiatif Disperdagin Banjarmasin guna menindaklanjuti adanya isu beras oplosan yang beredar di pasaran saat ini. Dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap konsumen yang ada di Banjarmasin khususnya. (shn/smr)