Site icon Seputaran.id

Setelah Dua Tahun, Keluhan Halimah Direspon Pemko Banjarmasin

Halimah menggunakan rakit saat hendak beraktivitas keluar rumah.

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Keluhan Halimah lantaran rumahnya tidak akses jalan sejak banjir 2020 silam, akhirnya direspon Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.

Sebab, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin dan Camat Banjarmasin Timur Rusdiana serta Lurah Sungai Lulut Suryani Syahril meninjau langsung ke lokasi, pada Jumat (30/12/2022).

Dalam kesempatan itu, juga dilakukan rembuk bersama Ketua RT 27 dan Ketua RT 31 beserta warga setempat, untuk mencari solusi terkait persoalan yang dihadapi Halimah.

“Setelah ditindaklanjuti ternyata tanah kapling itu milik pribadi, jadi mau tidak mau bila kita ingin pengajuan ke Pemko Banjarmasin harus ada penyerahan oleh pemilik agar bisa ditindaklanjuti,” kata Camat Banjarmasin Timur Rusdiana.

Mengingat untuk usulan pembangunan, penyerahan aset dan kebutuhan lainnya itu perlu diproses. Makanya untuk sementara waktu, pihaknya bersama warga berinisiatif untuk membuat jembatan apung melalui swadaya.

Adapun alternatif jembatan apung yang akan dibuat memanjang ke arah Komplek Melati Indah RT 31.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemilik tanah untuk pembuatan jembatan apung itu.

“Agar mereka tidak menggunakan rakit lagi, karena kalau kondisi urgent agak susah juga dan  jembatan apung ini sifatnya sementara saja,” tuturnya.

Sementara Lurah Sungai Lulut Suryani Syahril mengatakan, untuk realisisasi pembuatannya secepatnya. Diperkirakan jembatan apung itu panjang kurang lebih 48 meter.

“Bahan pembuatan menggunakan drum dan kayu. Jadi tidak perlu lagi menarik rakit untuk menyebrang ke jalan,” pungkasnya.

Ditambahkan Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Banjarmasin Emil Salim mengatakan, pihaknya menunggu proses penyerahan aset dulu. “Bila sudah baru kita tindak lanjuti,” sebutnya.

Menurut dia, untuk akses yang dirasa lebih lebih cocok, kondisi tanahnya berada di rawa yakni berupa titian kayu.

“Nanti rencana dibangun dari rumah sampai ujung yang aksesnya terputus, tapi kita cari tahu dulu milik tanahnya,” pungkasnya.

Sementara itu Halimah sangat senang akhirnya ada tanggapan dari Pemko Banjarmasin.

“Saya sudah dua tahun lamanya terisolir dan menggunakan rakit kayu sebagai akses untuk bisa beraktivitas keluar rumah. Semoga cepetnya dibangun walaupun jembatan apung dulu untuk sementara,” tukasnya. (shn/smr)