SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – SDN Pengambangan 5 Banjarmasin sudah lebih dulu melakukan pengelolaan sampah hingga bisa dimanfaatkan.
Bahkan, itu dilakukan sebelum adanya imbauan pengelolaan sampah dari Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin dan darurat sampah.
“Mulai dengan mengolah sampah organik menjadi eco enzyme, sabun cuci tangan cair hingga pupuk kompos. Kemudian sampah non organik yang didaur ulang menjadi paving blok,” ujar Kepala SDN Pengambangan 5 Banjarmasin Wahyu Ekma Pranatalia.
Menurutnya, pengelolaan sampah di lingkungan sekolahnya telah dilakukan sejak lama, bahkan sebelum status darurat sampah saat ini.
“Berhubung sekolah kami merupakan sekolah Adiwiyata Nasional sejak 2013 lalu. Terlebih di 2023 lalu juga mendapat predikat Adiwiyata Mandiri. Jadi masalah pengelolaan sampah ini sudah teragenda rutin,” ucapnya, saat ditemui awak media di Sekolah, Selasa (15/4/2025).
Bahkan, kata dia, keberhasilan SDN Pengambangan 5 Banjarmasin dalam mengelola sampah menjadi percontohan sekolah-sekolah lain.
Dimana pihaknya mengadakan pelatihan sekaligus pengelolaan sampah langsung terhadap 15 Sekolah jenjang SD maupun SMP di Banjarmasin.
“Pada akhir tahun lalu, kami mendapatkan bantuan dana dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melakukan pengelolaan sampah di 15 Sekolah yang akhirnya bisa dimanfaatkan,” terangnya.
Selain pengelolaan sampah, pihaknya juga fokus pengurangan produksi sampah di lingkungan sekolah dengan mengingatkan kepada peserta didik, untuk membawa wadah atau tumbler sendiri saat belanja di kantin.
“Di kantin juga kami imbau para pedagang untuk mengurangi penjualan jajanan yang meninggalkan sampah,” jelasnya.
Tidak hanya itu, peserta didik juga diajari sejak dini untuk terbiasa memilah sampah dan ikut serta dalam pengelolaannya di Sekolah. “Harapannya mereka bisa mengimplementasikan di rumah juga,” imbuhnya.
Dikatakannya, pihak Sekolah sangat mendukung upaya Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin dalam menanggulangi persoalan sampah terutama di tengah kondisi darurat seperti saat ini.
“Apalagi sudah menjadi kebiasaan kami, jadi berjalan seperti apa adanya,” tutur Wahyu Ekma Pranatalia.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan dan Ketua Kordinator Tim Adiwiyata SDN Pengambangan 5 Banjarmasin Seri Sugiarti mengatakan, pemilahan hingga pengolahan sampah masuk dalam pembelajaran kepada siswa.
“Melalui proyek penguatan P5 dan bisa juga kegiatan ekstrakurikuler yang mana narasumbernya dari kami guru nya dengan memberikan pembelajaran kepada siswa bagaimana cara memilah dan pengelolaan sampah dengan benar dan tepat serta bisa bermanfaat,” jelasnya.
Ia melanjutkan, penanganan sampah ini, merupakan salah satu program SDN Pengambangan 5 jangka panjang dengan memberi sosialisasi dan edukasi kepada siswa tentang pemilahan sampah.
Kemudian jangka pendek dan menengah pengolahan sampah tersebut menjadi bermanfaat seperti menjadi eco enzyme, pupuk kompos, sabun cair dan paving blok.
“Alhamdulillah menjadi sekolah Adiwiyata, tidak bisa secara instan dan perlu konsisten serta berkelanjutan. Jadi diharapkan seterus-terusnya para siswa bisa menjadi agen penggerak bagi masyarakat sekitar, lingkungan Rumah dan lainnya,” kata Seri Sugiarti.
Ia menyadari, program ini banyak tantangan, terutama kepada anak-anak dan begitupula pada orang tua serta gurunya juga.
“Alhamdulillah kerja samanya, kami merangkul semua orang tua dan dewan guru apa yang dikerjakan dan kegiatan dilakukan adalah untuk siswa sendiri, masa depannya dan sekolah,” katanya.
Sedangkan, salah seorang siswa SDN Pengambangan 5 Syifa mengatakan, senang dengan program penanganan sampah di sekolahnya, karena diajari sejak dini mengurangi sampah, misalnya menjadi terbiasa membawa tumbler ke sekolah.
“Adanya itu bagus juga agar para siswa terbiasa. Diajari itu merasa senang dan tidak keberatan. Hal itu juga mengurangi penggunaan plastik ketika belanja,” ucap Syifa.
Kemudian juga memilah sampah baik organik dan anorganik. “Dari sampah yang dipilah ada yang bisa didaur ulang,” tukasnya. (shn/smr)