SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Dari 1.002 sekolah di Indonesia, ada lima sekolah di Banjarmasin berhasil menyabet penghargaan Adiwiyata 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Secara keseluruhan ada sebanyak 134 sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri dan 417 sekolah meraih Adiwiyata Nasional.
Untuk Kalimatan Selatan (Kalsel) ada 17 sekolah yang mendapatkan penghargaan tersebut, termasuk lima sekolah dari Banjarmasin.
Yakni SDN Kelayan Timur 2 Banjarmasin, SD Santa Maria Banjarmasin dan SMP Negeri 30 Banjarmasin yang mendapat penghasilan Adiwiyata Nasional.
Sedangkan SDN Pengambangan 5 Banjarmasin dan SDIT Ukhuwah Banjarmasin diganjar penghargaan Adiwiyata Mandiri.
Adiwiyata merupakan program KLHK RI dalam upaya pengembangan pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah.
Kepala SDN Pengambangan 5 Banjarmasin Wahyu Ekma Pranatalia mengatakan, penghargaan ini merupakan suatu pencapaian luar biasa dan hasil kerja keras sekolahnya, setelah pada 2013 lalu meraih Adiwiyata Nasional.
Bahkan, kata dia, sekolahnya masuk 20 sekolah terbaik yang mendapat hadiah berupa panel tenaga surya dari KLHK RI.
“Adiwiyata ini sebelum ke Nasional, ada tingkatan baik dari Kota, Provinsi, Nasional dan Mandiri. Adapula paling tinggi ASEAN Eco-School yang sudah tingkat Asia,” katanya saat ditemui di sekolahnya, Jumat (20/10/2023).
Ia menyatakan, penghargaan ini karena sudah disiapkan sejak tahun lalu, dan mendapat pembinaan langsung dari Kementerian.
“Sehingga memang disiapkan secara matang untuk meraih ini,” imbuhnya.
Untuk kendala, kata dia, hanya soal menciptakan kebiasaan seluruh warga sekolah, terkait membuang sampah, memilah sampah, merawat lingkungan dan tanaman.
“Harapannya dari sekolah bisa mempertahankan dan meningkatkan ke ASEAN Eco-School,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kordinator Tim Adiwiyata SDN Pengambangan 5 Banjarmasin Seri Sugiarti menambahkan, ada beberapa bahan penilaian Adiwiyata, seperti perencanaan gerakan peduli dan budaya lingkungan hidup di sekolah.
Kemudian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah, dengan perencanaan dilakukan dengan jangka panjang selama 4 tahun dan jangka pendek 1 tahun.
“Setelah itu pelaksanaan yang direncanakan, untuk guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terintegrasi dengan pembelajaran lingkungan hidup, pengelolaan sampah, kebersihan fungsi sanitasi dan drainase. Kemudian, penanaman, pemeliharaan konservasi air dan energi,” jelasnya.
Adapula, kata dia, inovasi dengan membuat alat saringan air sederhana, briket dari eceng gondok, sabun cuci tangan dari eco enzyme.
“Lalu ada kampanye dan publikasi dengan Youtube dan Media sosial. Terakhir pemantauan dan evaluasi oleh bagian verifikator dari Kementerian,” tukasnya.(shn/smr)