Site icon Seputaran.id

Rumah Anno 1925 Dirubah Menjadi Banjarmasin Culture Hub

Walikota Banjarmasin HM Yamin saat meresmikan perubahan nama Rumah Anno menjadi Banjarmasin Culture Hub. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin resmi mengumumkan perubahan di Rumah Anno 1925 menjadi Banjarmasin Culture Hub.

Walikota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR menjelaskan, pergantian nama menjadi Banjarmasin Culture Hub, adalah penegasan arah baru sebagai pusat budaya yang kreatif dan inovatif terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat.

Transformasi itu merupakan bagian dari upaya menjadikan kawasan Siring sebagai sentra kegiatan budaya dan inovasi, tanpa menghilangkan nilai-nilai historis yang melekat di dalamnya.

Ia mengharapkan, ini bisa menjadi satu tahap yang menjadikan pusat budaya dan seluruh kegiatan-kegiatan yang inovatif, kreatif dan juga mungkin menjadi inovasi untuk pemuda-pemuda yang ada di Banjarmasin.

“Banjarmasin Culture Hub akan menjadi ruang berkumpul yang menyatukan berbagai unsur seni, budaya, dan Komunitas Ekonomi kreatif,” tuturnya, usai resmi mengumumkan perubahan di Rumah Anno 1925 menjadi Banjarmasin Culture Hub, Sabtu (24/5/2025).

Rumah Anno 1925 yang selama ini dikenal sebagai bangunan bersejarah akan tetap mempertahankan nilai sejarahnya.

Namun kini dengan wajah baru yang lebih interaktif, sejarah dan sebagainya tetap ada di Rumah Anno 1925. “Kami akan membenahi dan memperbaikinya agar lebih hidup dan lebih ramai kedepan,” jelasnya.

Tak hanya Rumah Anno 1925, kawasan sekitar seperti Menara Pandang juga akan terus difungsikan sebagai ruang publik untuk anak-anak muda dan masyarakat umum.

“Tempatnya tetap dijadikan tempat berkumpul anak-anak muda dan umum bisa melaksanakan kegiatan apapun di situ untuk bisa meramaikan daerah wisata Siring Menara Pandang sini,” ucapnya.

Yamin menghendaki, kawasan tersebut dapat mendukung pertumbuhan UMKM dan memperkuat sektor pariwisata Banjarmasin.

Makanya, kata dia, Pemko Banjarmasin juga berencana melakukan penataan menyeluruh dari Jembatan Pasar Lama hingga Jembatan Dewi.

“Langkah itu merupakan bagian dari rencana besar menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat budaya Banjarmasin,” tuturnya.

Ia memastikan, kegiatan seperti latihan menari dan aktivitas seni lainnya akan tetap dilestarikan dan dikembangkan.

“Semua akan dilakukan pembenahan. Menginginkan dari ujung ke ujung bisa menjadi lebih ramai lagi, sesuai dengan instruksi kami,” ucapnya.

Transformasi ini diharapkan tak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga menjadi magnet baru bagi generasi muda untuk berkreasi dan terlibat aktif dalam pembangunan kota berbasis budaya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin Fitriah menuturkan, perubahan ini merupakan salah satu program prioritas Yamin-Ananda yakni kawasan Siring.

Salah satunya Rumah Anno 1925 menjadi Banjarmasin Culture Hub yaitu tempat kreasi untuk pusat kemajuan budaya bagi warga Banjarmasin.

“Nanti di tempat ini akan diberi ruang yang diberikan secara gratis bagi para komunitas dan organisasi untuk melakukan seni pertunjukan dan pelatihan,” ucapnya.

Kemudian Siring Menara Pandang dikembangkan pariwisatanya, karena merupakan ikon Banjarmasin.

“Jadi merasa perlu memperbarui bagian Gedung lantai 3 dan 4 untuk promosi pariwisata dan menggandeng UMKM binaan yang ada di Banjarmasin,” tukasnya. (shn/smr)