SEPUTARAN.ID, MARABAHAN – Ada 10 desa di Kecamatan Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala (Batola) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) hasil pertaniannya mengalami penurunan, karena diserang hama tungro.
Adapun desa tersebut, antara lain Desa Mantaren, Gandaria, Ganda Raya, Danau Karya, Banyiur, Anjir Pasar Seberang I, dan Desa Anjir Seberang Pasar II.
Anggota DPRD Kalsel H Karlie Hanafi Kalianda mendapati keluhan tersebut saat reses di daerah pertanian yang terserang tungro itu.
Ia pun menyatakan, melalui Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel yang juga membidangi pertanian akan mencarikan solusi mengatasi atau membasmi hama tungro pada tanaman padi.
“Kita akan segera berkoordinasi dengan semua pihak untuk mencarikan solusi mengatasi tungro yang menyerang tanaman padi,” ujar anggota Komisi II DPRD Kalsel ini.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan (Dapil) Batola ini melakukan reses selama delapan hari, sejak 11-18 Oktober 2022 lalu.
Sementara itu, Camat Anjir Pasar Muhammad Yusuf mengungkapkan, keluhan petani karena hasil panen tahun ini berkurang sekitar 80 persen dari tahun sebelumnya akibat serangan tungro.
“Bahkan ada petani yang tidak panen samasekali karena serangan tungro,” lanjutnya saat mendampingi reses politisi Partai Golkar tersebut.
Dia pun menyebut, membakar lahan pertanian salah satu cara membasmi hama tungro.
“Mungkin bisa mencontoh daerah tetangga, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang membolehkan pembakaran padi terserang tungro dengan luasan terbatas serta dalam pengawasan. Tentunya dengan dibuatkan legalitas berupa Peraturan Gubernur (Pergub) Kalsel,” ujar mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tersebut.
Selain itu, dengan mengubah varietas lokal dengan yang unggul atau tanaman padi varietas unggul yang relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
“Sebagaimana halnya petani di Jawa dan Bali menggunakan varietas unggul sehingga relatif tahan serangan hama dan penyakit tanam padi,” tuturnya. (smr)