Site icon Seputaran.id

Penyalahgunaan Lem Fox di Kalangan Anak dan Remaja Kian Mengkhawatirkan

Kepala DP3A Banjarmasin Ramadhan. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Penyalahgunaan lem Fox di kalangan anak-anak dan remaja di Banjarmasin kian mengkhawatirkan dan meresahkan masyarakat.

Bahkan ada anak yang masih duduk di bangku SD hingga putus sekolah ditemukan tengah menghirup lem Fox.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Banjarmasin Muhammad Ramadhan menuturkan, kekhawatirannya atas maraknya penyalahgunaan lem Fox tersebut.

Penyalahgunaan lem Fox sangat berbahaya bagi kesehatan anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebab, ketergantungan terhadap zat seperti lem Fox itu bisa merusak otak dan paru-paru.

“Efeknya memperburuk kesehatan secara keseluruhan,” jelas Ramadhan, saat ditemui di kegiatan Hotel Roditha, Kamis (23/10/2025).

Perilaku ini sering kali dipicu oleh pengaruh lingkungan, ekonomi dan sosial, terutama di kalangan anak yang tidak mendapatkan pengawasan orang tua.

Kebanyakan anak jalanan, anak putus sekolah dan anak broken home. Bahkan, pihaknya pernah menangani anak SD yang sudah kecanduan lem Fox.

“DP3A terus melakukan edukasi preventif dan promotif melalui berbagai media, termasuk media sosial (Medsos),” ungkapnya.

Namun, Ramadhan mengakui, jangkauan pihaknya terbatas, terutama di wilayah padat seperti kawasan pasar dan pinggiran kota.

“Kita terus terang tidak bisa menjangkau seluruh wilayah sampai ke pelosok atau ke dalam pasar. Karena itu kami bekerja sama dengan TNI, Polri, Satpol PP dan Dinsos untuk memberikan edukasi langsung, harapannya dapat menyadarkan mereka,” sebutnya.

Selain itu, ia mengatakan, jika ada anak yang diamankan biasanya akan dibawa ke Rumah Singgah untuk diberikan pembinaan dan edukasi agar tidak mengulangi perbuatannya.

“Disana kami beri pemahaman bahwa yang mereka lakukan itu tidak baik untuk kesehatan dan berbahaya. Tapi pada akhirnya semua kembali ke kesadaran masing-masing,” ujarnya.

Ia menyatakan, peran orang tua dan masyarakat sangat penting untuk memutus rantai perilaku berisiko ini. Mengingat, pemerintah, tidak bisa bekerja sendiri jika anak-anak terus dibiarkan tanpa pengawasan.

“Kami berharap orang tua bisa lebih peduli dan aktif mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai anak mencari pelarian di jalan dan terjerumus ke lingkungan hal-hal berbahaya seperti ini,” tukasnya. (shn/smr)