Site icon Seputaran.id

Penanganan Anjal, Disabilitas, Lansia dan ODGJ Terlantar, Gedung Shelter Baiman Diresmikan

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina saat membubuhkan tandatangan di prasasti shelter Baiman yang diresmikan. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Gedung Shelter Baiman Banjarmasin di kawasan Rumah Singgah Baiman, di Jalan Gubernur Soebardjo, Kelurahan Kelayan Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, diresmikan Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, pada Rabu (6/12/2023).

Bangunan tersebut memiliki 3 blok, dan tiap blok terdiri 6 ruangan kamar, dengan  kasur kecil dan toilet. Tiap ruangan  dapat menampung 4-6 orang.

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengucapkan terima kasih kepada Dinas Sosial (Dinsos) Banjarmasin yang telah menyelesaikan proyek ini hingga akhirnya diresmikan.

“Gedung ini untuk melengkapi sarana dan prasarana fasilitas penanganan masalah sosial. Terutama untuk anak jalanan (Anjal), disabilitas dan lanjut usia (Lansia) terlantar,” katanya.

Selain itu, gedung ini juga untuk tempat penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

“Selama ini menangani ODGJ sekitar 75 orang. Sekarang tempat baru ini, bisa menampung 150 orang,” ujarnya.

Dikatakannya, ODGJ yang ada di gedung ini adalah yang tidak dirawat pihak keluarganya

“Kalau dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, maka setelah 14 hari harus dikeluarkan. Karena sudah selesai pengobatan dan dikatakan sehat. Tapi ya itu tadi, keluarga tidak mau mengambil, sehingga ditampung di Rumah Singgah. Bahkan ada yang sampai meninggal di sini,” ujarnya.

Ibnu melanjutkan, bangunan ini desainnya telah terakomodir untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Karena bangunan yang ada selama ini sering kali dijebol baik itu atap plafon dan tembok untuk kabur. Kalau sekarang, ada yang pakai tralis besi dan plapon yang tinggi sehingga aman lah,” sebutnya.

Hanya saja, Ibnu menekankan, sesuai namanya rumah singgah, jadi semestinya tidak selamanya tinggal di rumah singgah ini.

“Sesuai Standar Operasioanal Prosedur (SOP) 7 hari. Apakah misal ODGJ diserahkan ke RSJ Sambang Lihum, dijemput keluarga dan sebagainya,” jelasnya.

Intinya, katanya, keberadaan gedung ini sangat diperlukan sebagai wujud kehadiran pemerintah dalam menangani permasalahan sosial.

Ibnu mengatakan, untuk menunjang fasilitas ini diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) atau petugas tambahan.

“Tapi yang diperlukan punya kriteria khusus baik itu perhatian, kemampuan dan lainnya. Karena yang diurus orangnya khusus atau istimewa,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinsos Banjarmasin Dolly Syahbana mengatakan, tempat yang ada sekitar 5 shelter untuk menampung ODGJ selama ini.

Perlahan-lahan nantinya, diharapkan tahun depan bisa membangun poliklinik kesehatan jiwa.

“Sehingga hasil tangkapan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bisa diamankan di sini. Soalnya sesuai SOP sampai 7 hari tapi selama ini cuma 1 hari ke luar,” terangnya.

Rencana untuk menunjang akan dibuat pagar, jalan yang ada diperbesar supaya memudahkan akses ke luar masuk kenderaan bermotor.

“Juga diberikan kanopi yang bagian atas.Untuk di bawah akan ada pengurukan tanah, agar langsung sampai lokasi mengantar. Selama ini ada cuma terendam yang membuat jalan hancur,” katanya.

Ia mengatakan, sekarang masih disusun Detail Engineering Design (DED).

“Mudah-mudahan 2024 bisa dibangun, nantinya akan mengarah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) oleh panti tidak boleh,” tukasnya.

Adapun anggaran pembangunan gedung ini sebesar Rp2,4 miliar dengan waktu pengerjaan 120 hari. Dengan luas 540 meter persegi terdiri 15 ruangan kamar. (shn/smr)