Site icon Seputaran.id

Pemko Banjarmasin Sudah Miliki 10 Hektare Lahan Pertanian Berkelanjutan

Salah satu lahan pertanian berkelanjutan yang dimiliki Pemko Banjarmasin di kawasan Tatah Belayung. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Sejauh ini, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin sudah memiliki 10 hektare lahan pertanian berkelanjutan.

Lahan tersebut didapat dari pembebasan lahan, dari target sebelumnya yang hanya 5 hektare.

“Pembebasan lahan pertanian sangat mungkin untuk terus dilakukan bila memang dibutuhkan lagi,” kata Kepala Bidang (Kabid) Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin Abdul Hadi.

Ia menyatakan, lahan pertanian berkelanjutan harus disiapkan terlebih dahulu.

Soalnya, kata dia, pihaknya tidak bisa mengontrol atau melarang orang menjual lahan.

Apalagi, kata dia, lahan pertanian seluas 2.065 hektare yang kini tersedia di Banjarmasin, bisa menurun setiap tahunnya karena pertumbuhan perumahaan.

“Makanya kita siapkan lahan pertanian berkelanjutan yakni jadi milik Pemko Banjarmasin,” ujarnya.

Adapun lahan pertanian berkelanjutan tersebut tersebar di beberapa wilayah, yakni Tatah Belayung, Sungai Lulut dan Sungai Gampa.

Menurut dia, kawasan pertanian yang tersisa saat ini di Banjarmasin hanya tersebar di dua kecamatan, yaitu Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Timur.

“Di wilayah lain sudah tidak ada lagi lahan untuk pertanian,” jelasnya.

Dia pun menyatakan, penambahan lahan pertanian berkelanjutan, menjadi salah satu upaya dalam menanggulangi beralih fungsinya lahan pertanian menjadi lahan perumahan.

“Hal Itu yang akan kita cegah secara perlahan-lahan,” katanya.

Secara terpisah, Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor mengatakan, kawasan lahan pertanian di Kecamatan Banjarmasin Barat dan Banjarmasin Tengah tidak ada lagi.

“Jadi cuma Banjarmasin Timur, Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Utara sedikit,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, Pemko Banjarmasin akan terus berupaya menjaga keseimbangan pada lahan pertanian.

“Apalagi menghadapi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang bakal banyak penduduk baru datang nantinya. Tentu sangat berpotensi kedatangan penduduk baru ke Kota Banjarmasin. Makanya perlu kita siapkan antisipasi untuk keseimbangan agar lahan pertanian terkendali dengan baik dan permukiman tetap ada,” tukasnya. (shn/smr)