Site icon Seputaran.id

Pemko Banjarmasin Optimis Turunkan Kasus Stunting Sesuai Target Nasional

Diseminasi Audit Kasus Stunting tahap 2 Banjarmasin bertempat di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting tahap 2 Banjarmasin bertempat di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin, Jumat (24/11/2023).

Dengan adanya program, kegiatan dan upaya yang terus dilakukan. Diharapkan dapat semakin menekan angka kasus stunting yang ada di Banjarmasin.

“Sesuai target angka nasional yakni sebesar 14 persen. Mudah-mudahan kita terus serius bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) menurunkan angka stunting ini,,” kata Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor.

Ia mengharapkan, dengan penanganannya stunting yang maksimal, ke depan mendapatkan insan yang cerdas dan beriman lalu di 2045 bisa mencapai Indonesia Emas.

“Artinya semua dalam keadaan bagus dan sehat,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Banjarmasin Helfiannoor mengatakan, sampai saat ini di Kota Seribu Sungai masih ada sebanyak 22 lokus stunting.

“Cuma ada beberapa kebijakan baru dari Pemko Banjarmasin.Yakni hadirnya program ASN Peduli yang dilaunching pada Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Nah, dari gerakkan itu kita akan membuat nol atau kosongkan 2 lokus di Banjarmasin yakni Kelurahan Telawang dan Mawar di Kecamatan Banjarmasin Barat, yang terctat setidaknya ada 16 kasus stunting.

“Diharapkan dari partisipasi ASN Peduli ini dapat menghilangkan kasus stunting di beberapa kelurahan di Banjarmasin,” sebutnya.

Selain itu, ke depan juga akan ada tahap kedua dan bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk menolkan beberapa kelurahan yang memang kasus stunting tinggal di bawah 10.

Kemudian menaikkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sekitar Rp500 ribu awalnya Rp 200 ribu, kebijakan itu dikeluarkan diakhir tahun lalu.

“Diberikan ke Posyandu per sekali pertemuan. Adapun anggaran nya sekitar Rp 3 Miliar sekian selama setahun,” terangnya.

Terkait dengan Desiminasi Audit kasus stunting tahap 2 ini merupakan langkah pihaknya untuk mencari faktor penyebab sasaran stunting.

“Jadi audit ini kita mengetahui bagaimana faktor penyebab yang kemudian coba diperkuat lagi proses perencanaannya dalam TP2S. Misal seperti sanitasi dan jamban tidak layak, faktor lainnya kemiskinan, perilaku, kondisi lingkungan dan lainnya,” katanya.

Perencanaannya akan terfokus kepada kasus yang menjadi sasaran, yang diharapkan di 2024 mendatang angka stunting di Banjarmasin akan bisa dikendalikan. Mengingat terus melakukan pendampingan pemberian makanan bergizi.

“Jadi sehari itu diberi makanan bergizi sebesar Rp 20 ribu selama 6 bulan kami berharap bisa terjadi perubahan untuk anak stunting,” jelasnya.

Ia menyatakan, dengan berbagai gerakan dan kebijakan juga sudah luar biasa, diharapkan angka stunting semakin cepat penurunannya.

“Angkanya terakhir di 22 persen. Jadi optimis bisa menurunkan ke 14 persen bahkan nol persen atau zero persen kasus stunting,” tukasnya. (shn/smr)