SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pembangunan jembatan apung yang direncanakan dilakukan Dinas Pekerja Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin di bawah Jembatan Dewi.
Namun pembangunan untuk menyambung Siring Piere Tendean alias Patung Bekantan ke Siring Kampung Ketupat itu berimbas terbongkarnya Dermaga Speedboat yang berada tepat di bawah Jembatan Dewi.
Pun begitu, Kepala Bidang (Kabid) Sungai pada Dinas PUPR Banjarmasin Rini Wardina belum mengetahui secara pasti. Lantaran konsepnya, diserahkan pada konsultan dan ke kontraktor.
“Jika keberadaan dermaga atau tambatan speedboat tersebut dianggap mengganggu pengerjaan, maka kemungkinan besar itu bakal dibongkar,” ujarnya.
Terkait solusi bagi para motoris speedboat, sementara ini pihaknya belum melalukan pengkajian. Namun, bila berkaca dari proyek pengerjaan siring sebelumnya, misalnya proyek siring di kawasan Sungai Baru, para motoris speedboat diimbau untuk mencari tambatan di kawasan sekitar.
“Jadi untuk sementara kami tidak ada rencana untuk mengatur para motoris speedboat. Tapi nanti dermaga speedboat yang ada rencananya akan dihancurkan dan posisi jembatan penghubung agak lebih ke tengah sedikit tapi tidak mengganggu lalu lintas pelayaran,” tukasnya
Ia mengatakan, proyek jembatan apung sudag proses lelang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Banjarmasin.
“Tapi 2 hari yang lalu, sudah ada pengumuman pemenang,” katanya, saat dihubungi awak media, Jumat (1/7/2022).
Namun, lantaran saat ini masih menunggu masa sanggah di LPSE, pihaknya hanya bisa berharap pekan depan sudah bisa kontrak dan langsung dikerjakan.
Rini menyebut, anggaran proyek itu sebesar Rp 4,5 miliar. “Rencananya, Jembatan Apung dibangun memakai kubus apung dengan bahan High Density Polyethylene (HDPE) dengan panjang 40 meter dan lebar 4 meter,” ujarnya.
Walaupun sebenarnya rencana pembangunan itu sudah lama, tepatnya sejak 2019 lalu. Lantaran adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, baru sekarang terealisasi.
Pembangunan sambungan siring di dua kawasan itu, sudah berdasarkan kajian atau studi kelayakan.
“Karena selama ini kan siringnya terputus. jadi warga yang hendak menyeberang ke Kampung Ketupat atau sebaliknya, harus menyeberangi jalan raya. Ini membahayakan para pejalan kaki,” jelasnya.
Makanya diputuskan untuk membuat penyeberangan di bawah Jembatan Dewi, dengan konsep jembatan mengapung yang dikhususkan untuk pejalan kaki.
“Nanti juga dibuat turunan dengan bahan kayu ulin yang fungsinya memudahkan pejalan kaki naik ke siring ataupun yang mau turun,” katanya.(shn/smr)