Site icon Seputaran.id

Pelatihan Bapandung: Langkah PGRI Banjarmasin Rawat Seni Tutur Banjar

PGRI Kota Banjarmasin Sukses Gelar Pelatihan Bapandung. (FOTO:IST)

SEPUTARAN.ID,BANJARMASIN – Suasana hangat dan penuh antusias tampak di Aula UPT Kecamatan Banjarmasin Tengah yang juga menjadi Sekretariat PGRI Kota Banjarmasin, Sabtu (13/9).

Di tempat inilah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Banjarmasin menggelar Pelatihan Bapandung, sebuah upaya memperkenalkan dan menghidupkan kembali seni tutur khas Banjar kepada para pendidik.

Bapandung, seni teater tutur lisan suku Banjar, menghadirkan cerita melalui monolog. Seorang penampil atau tukang pandung/pamandungan berperan ganda: ia bertutur sembari memeragakan beberapa tokoh dengan pakaian berbeda sesuai karakter. Namun, di balik keunikannya, seni ini masih jarang dikenal, bahkan di kalangan guru.

Ketua PGRI Kota Banjarmasin, ST. Sarah, dalam sambutannya menegaskan, Seni Bapandung ini tidak banyak yang mengenalnya. Terutama di kalangan pendidik.

Padahal, Bapandung merupakan salah satu genre yang dilombakan dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang melibatkan sekolah dan siswa. Kurangnya pengetahuan membuat guru kesulitan melatih murid secara maksimal.

“Pelatihan ini memiliki makna penting, bukan hanya sebagai pilihan dalam pengembangan metode pembelajaran bagi guru, tetapi juga sebagai upaya revitalisasi bahasa Banjar,” katanya.

Dukungan juga datang dari Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin. Plt. Kepala Dinas, Ryan Utama, dalam sambutannya saat membuka kegiatan mengatakan, Dinas Pendidikan menyambut baik dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh PGRI Kota Banjarmasin.

Dia juga berharap, nantinya para peserta kegiatan ini dapat berbagi ilmu kepada rekan guru yang lain, termasuk juga menyisipkan pesan-pesan moral dalam membawakan seni bapandung.

“Saya berharap, melalui bapandung isu-isu di Kota Banjarmasin dapat disampaikan oleh guru maupun siswa dalam penampilan mereka nantinya utamanya menyisipkan pesan moral dan sarana edukasi kepada masyarakat.” Ujarnya.

Sebanyak 35 peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/MA se-Kota Banjarmasin, mengikuti pelatihan ini. Mereka dibimbing langsung oleh pemandungan muda, Akhmad Riza Fahlipi, seorang seniman yang telah lama menggeluti seni Bapandung dan kerap menjadi juri dalam ajang perlombaan.

Yang membuat pelatihan semakin menarik, para peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan Bapandung. Mereka ditantang untuk tampil membawakan seni tutur ini di hadapan peserta lainnya. Dari rasa gugup hingga percaya diri, para guru mencoba menghidupkan tokoh-tokoh yang mereka perankan.

Pelatihan Bapandung oleh PGRI Banjarmasin ini menjadi lebih dari sekadar kegiatan pelatihan. Ia menjadi jembatan untuk melestarikan budaya Banjar sekaligus memperkaya metode pembelajaran di sekolah. Harapannya, seni tutur ini tak hanya dikenal di panggung festival, tetapi juga tumbuh dalam keseharian anak-anak Banua melalui guru-guru mereka.(saa/SMR)