Site icon Seputaran.id

Pelajar SD Alalak Tengah Promosikan Tari Rudat di Car Free Day

Pelajar Sekolah Dasar (SD) Alalak Tengah menunjukan penampilan Tari Rudat atau Rudatik di Car free Day, Jalan Jenderal Sudirman. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Perkumpulan Pelajar Sekolah Dasar (SD) Alalak Tengah menunjukan penampilan Tari Rudat atau Rudatik di Car free Day, Jalan Jenderal Sudirman, Banjarmasin, Minggu (19/5/2024) pagi.

Tari yang bergerak terus-menerus itu, merupakan budaya banjar dan kesenian asli Kalimantan Selatan (Kalsel).

Dan perpaduan seni tari dan seni suara yang biasa ditampilkan dalam acara arak-arakan, ucapan rasa syukur kelahiran anak dan hajatan atau nazar atas keberhasilan yang dicapai.

Jenis tarian dalam seni ini mengandung gerakan-gerakan bela diri. Tapi didominasi oleh gerakan tari dengan posisi duduk.

Pelatih sekaligus Pembina Anak-Anak Alalak Tengah Muhammad Sidi Romi mengatakan, kegiatan ini untuk mempromosikan seni tari Rudat supaya lebih dikenal masyarakat luas, khususnya masyarakat Banjarmasin, Kalsel bahkan nasional hingga internasional.

Menurutnya, pertunjukan ini sebagai bagian dari refreshing anak-anak menghadapi ulangan.

“Agar anak-anak menghadapi ujiannya lancar dan tidak ada tekanan,” ujar Romi, saat ditemui disela-sela kegiatan.

Untuk jumlah personel yang ikut dalam tari ini, ada 13 murid SD dari tingkat kelas 2 hingga 6.

“Untuk jadwal latihan, normalnya dalam seminggu ada 2 kali. Bila ada event-event atau lomba, latihan bisa setiap hari untuk memaksimalkan apa yang bakal ditampilkan,” ucapnya.

Dikatakan, selain seperti ini, perkumpulan tari ini biasa tampil di event-event, acara pernikahan, ulang tahun, sunatan dan lainnya.

“Jadi pokoknya selalu siap menampilkan seni tari rudat, agar jangan sampai tenggelam atau punah. Makanya kami ekstra keras menampilkan ini, supaya generasi muda terutama anak-anak bisa mencintai budaya nya sendiri daripada budaya orang lain yaitu luar negeri,” jelasnya.

Ia mengatakan, setiap kali tampil ada 7 lagu yang dibawakan dengan durasi rata-rata 5 menit, baik itu lagu tradisional ataupun keagamaan.

“Perkumpulan ini mulai berdiri dari 2020 dan hingga sekarang,” tukasnya. (shn/smr)